Manajemen risiko kegiatan yang mengkoordinir risiko dengan mengidentifikasi, menganalisis, menilai, serta meminimalisir hingga menghilangkan risiko dan dampak yang tidak diinginkan.
Dalam menjalankan berbagai aktivitas, sudah tentu memiliki risiko masing-masing. Hadirnya risiko tidak lantar harus dihindari. Bahkan, justru risiko harus diatasi dengan perlakuan tertentu.
Risiko merupakan suatu konsekuensi dalam suatu proses yang sedang berlangsung maupun kejadian yang diprediksi akan datang.
Terlebih dalam situasi ketidakpastian atau diistilahkan sebagai VUCA (Volality, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), maka sangat penting untuk menerapkan manajemen risiko.
Terkait dengan manajemen risiko, berikut penjelasan lengkap beserta definisi, jenis, hingga tahapan dari manajemen risiko.
Definisi Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah kegiatan yang mengkoordinir risiko dengan mengidentifikasi, menganalisis, menilai, serta meminimalisir hingga menghilangkan risiko dan dampak yang tidak diinginkan.
Dalam bisnis, manajemen risiko sangat penting mengingat bahwa perlu perhitungan yang matang dalam menjalankan sebuah bisnis. Manajemen risiko dalam bisnis berarti merupakan proses mengatur kondisi untuk menanggulangi risiko arus kas dalam bisnis.
Kegiatan manajemen dalam bisnis sangat penting dilakukan demi menjaga keberjalanan dari bisnis tersebut. Jika tidak dikelola dengan baik maka akan berakibat fatal hingga kebangkrutan bagi pebisnis tersebut.
Jenis Manajemen Risiko
Finansial
Bisnis akan berjalan dengan baik jika keberadaan finansial juga dikelola dengan baik. Hal ini perlu diketahui karena tujuan dasar bisnis itu sendiri adalah mendapatkan untung sebanyak mungkin.
Akibat dari risiko finansial sangat fatal karena seringkali kegagalan dalam berbisnis terjadi karena ketidakmampuan dalam mengelola keuangan. Kondisi cahsflow (arus kas) berantakan, catatan keuangan yang tidak teratur, tunggakan hutang merupakan beberapa dari penyebab risiko finansial dari bisnis.
Untuk mencegah risiko finansial, maka setiap memulai bisnis perlu diperhatikan terlebih dahulu hal-hal yang berkaitan dengan keuangan. Diantaranya ialah mengenai likuiditas, kredit, dan pajak.
Operasional
Jenis risiko operasional merupakan suatu keadaan yang berkaitan dengan proses internal dalam bisnis. Risiko ini bisa terjadi akibat kelalaian manusia (human error), sistem yang tidak teroptimasi hingga faktor terjadinya bencana yang tidak terduga sebelumnya.
Maka, untuk mengatasi risiko operasional yang demikian perlu diperhitungkan secara matang secara berkala.
Dengan demikian, keberjalanan bisnis akan lebih siaga dalam menghadapi risiko operasional yang terjadi maupun akan terjadi.
Strategis
Manajemen risiko strategis adalah bentuk manajemen yang berhubungan dengan resiko pengambilan keputusan dalam sebuah bisnis.
Jika terjadi kesalahan dalam mengambil keputusan, maka akan berakibat pada ketidaklancaran dalam proses bisnis.
Tahap Manajemen Risiko
Setelah mengetahui bahwa manejemen risiko sangat penting, berikut tahapan yang perlu dilakukan dalam mengelola manajemen risiko.
1. Identifikasi risiko
Sebelum menerka risiko yang dihadapi, sebaiknya identifikasi dulu mengenai risiko tersebut. Kemungkinan risiko apa saja yang muncul dalam proses bisnis.
Hal ini bisa di lihat dari beberapa aspek seperti ekonomi, sosial, regulasi dan sebagainya.
2. Menilai Risiko
Setelah melakukan tahap identifikasi risiko, maka proses selanjutnya adalah assesment (penilaian) terhadap setiap kemungkinan risiko. Hal ini dapat dilihat dari seberapa besar dampak dari risiko yang ditimbulkan.
Selain itu kemungkinan berapa kali terjadinya risiko tersebut juga perlu diperhitungkan. Menilai risiko secara tepat dilakukan untuk menempatkan berbagai risiko sesuai dengan prioritas.
3. Pengelolaan
Dalam menghadapi risiko maka tanggapan akan risiko tersebut harus tepat sasaran. Pengelolaan atau respon risiko oleh seorang pebisnis sangat penting untuk membentuk portofolio lengkap mengenai cara-cara merespons setiap risiko muncul.
Berikut cara respon risiko dalam bisnis:
a. Risk avoidance
Mengambil tindakan menghindari risiko yang akan terjadi. Contohnya ketika terjadi kekhawatiran mengenai loyalitas karyawan, maka harus diantisipasi dengan seleksi ketat karyawan baru.
b. Risk reduction
Mengurangi dampak yang telah terjadi. Contohnya yaitu pengendalian rutin terhadap internal perusahaan.
c. Risk transfer
Tindakan mengelola risiko dengan transfer risiko ke pihak lain seperti asuransi.
d. Risk Retention
Pengelolaan risiko dengan cara menghadapi risiko tersebut. Risiko bisa terjadi diluar kendali dan cara terakhir mengatasinya adalah dengan menghadapinya. Contohnya yaitu risiko bencana alam.
4. Implementasi
Langkah selanjutnya setelah menentukan sikap yaitu implementasi. Maka saatnya menerapkan berbagai proses tahapan dalam manajemen resiko dalam suatu bisnis maupun proyek yang sedang dilakukan.
5. Evaluasi
Tahap akhir dalam suatu kegiatan adalah evaluasi. Evaluasi penting untuk dilakukan guna mencegah kesalahan risiko yang sama akan terulang lagi dalam proyek selanjutnya yang akan datang.
Selain itu evaluasi penting guna menilai apakah langkah dalam manajemen risiko yang diambil sudah tepat apa belum.
Jika ternyata belum tepat, maka manajemen risiko hendaknya dirumuskan kembali sebagaimana sikap yang tepat untuk menghadapi suatu resiko.
Demikian penjelasan mengenai manajemen risiko meliputi definisi, jenis, hingga tahapannya. Semoga bermanfaat ya.