Lengkungan bumi itu tidak ada.
Lihat saja sekelilingmu, semuanya terlihat datar. Terpampang jelas dan nyata.
Kapal di laut hilang karena lengkungan bumi?
Tidak, ia hilang karena perspektif. Lihat ini,
Begitu biasanya para flat earther berkata.
Well…
Ini bahasan yang menarik, karena berkaitan dengan bagaimana kita melihat dunia dan bagaimana dunia itu sebenarnya.
Mari kita pelajari bersama.
Bumi memiliki ukuran yang sangat besar, sementara kita manusia sangatlah kecil. Bumi memiliki diameter sekitar 6371 km, sementara manusia berukuran mentok 2 m.
Maka dengan melihat dari permukaan bumi, kita melihat bumi seakan-akan sebagai hamparan yang datar
Padahal aslinya tidak.
Untuk melihat lengkungan bumi, kita harus berada pada jarak atau ketinggian tertentu, sehingga lebar jarak pandang kita bisa bertambah.
Gambar tersebut dibuat oleh Bumidatar.id dengan simulator kelengkungan buatan Walter Bislins. Pengaturan yang dipakai yaitu jari-jari bumi 6371 km dan field of view 60 derajat sehingga sesuai dengan pandangan mata manusia.
Kamu juga bisa mencoba sendiri simulasi tersebut, dan melakukan beberapa hal berikut:
• Mengamati perubahan kelengkungan untuk ketinggian yang berbeda.
• Mengamati perubahan kelengkungan untuk field of view yang berbeda.
• Mengganti model globe menjadi flat.
• Menampilkan eye-level.
Dari gambar di atas, dapat disimpulkan bahwasanya kita memang tak bisa melihat kelengkungan bumi tanpa berada pada ketinggian tertentu yang signifikan.
Untungnya, kita dapat melihat ini dengan bantuan kamera yang terpasang di Internasional Space Station (ISS), juga foto bumi utuh yang diambil dari satelit di orbit geostasioner.
Masih belum yakin? Lanjutkan membaca.
Kapal di laut yang bergerak menjauh lama kelamaan akan hilang karena tertutup oleh kelengkungan bumi.
Mudah sekali untuk dipahami.
Tapi…
Video yang disuguhkan oleh flat earther menunjukkan bahwasanya kapal itu sebenarnya masih terlihat kalau terus di-zoom.
Atau dengan kata lain, kapal itu sebenarnya hilang hanya karena perspektif… bukan karena lengkungan bumi.
Bagaimana?
Yang terjadi sebenarnya adalah kapal itu memang belum melewati horizon. Sehingga ia tetap terlihat ketika di-zoom.
Kalau saja kapal itu terus bergerak menjauh melewati horizon, pasti ia tak akan terlihat lagi.
Sebagaimana ditunjukkan dalam video ini.
Kelengkungan ini pula yang menjadi alasan kenapa menara pengamat pada kapal ditempatkan di bagian atas.
Hal ini dimaksudkan untuk memperluas jangkauan pandang yang terhalangi oleh lengkungan bumi.
Begini,
Lagi…
Berikut ini beberapa fakta tambahan yang dapat digunakan untuk menunjukkan lengkungan bumi.
Ini adalah gedung Turning Torso di Malmo, Swedia.
Dan ini adalah gedung Turning Torso sebagaimana terlihat dari Copenhagen, Denmark dengan variasi jarak dari 25 km – 50 km.
Semakin jauh jarak pandang, nyatanya bagian bawah gedung ini menjadi tak terlihat.
Bagaimana bisa? Tak lain adalah karena tertutup oleh lengkungan bumi.
Analisis tambahan dari Cold Dim Sum bisa kamu baca di sini.
Ada dua jenis horizon:
Karena bumi berbentuk bola, semakin tinggi posisi kamu maka makin jauh jarak antara eye level (astronomical horizon) dan horizon (true horizon).
Sementara semakin rendah, maka posisi eye level akan berimpit horizon.
Jika saja bumi berbentuk datar, maka posisi eye level dan horizon akan selalu berimpit.
Maka dari itu, penurunan horizon (dip of horizon) ini dapat kita gunakan sebagai salah satu metode untuk menguji, apakah benar bumi ini benar berbentuk bola atau datar.
Caranya?
Hal ini dapat dibuktikan secara sederhana dengan bantuan smartphone dan aplikasi Theodolite di iPhone atau Dioptra di Android, atau aplikasi sejenisnya.
Coba pergi ke tempat terbuka yang tidak terlalu tinggi (seperti pantai, atap rumah, dll) yang memungkinkan kamu untuk melihat horizon, dan gunakan aplikasi tersebut untuk melihat posisi eye level.
Bandingkan antara eye level dan horizon, maka kamu akan melihat bahwa posisi keduanya berimpitan.
Lalu coba kamu naik pesawat terbang, dan gunakan aplikasi ini.
…dan lihatlah bagaimana horizon secara efektif berada di bawah eye level.
Hal ini telah secara jelas menunjukkan keberadaan lengkungan bumi.
Ada sebuah jalur transmisi listrik sepanjang 25 km yang melewati danau Lake of Ponctrain di Lousiana, Amerika.
Jalur transmisi ini tersusun lurus dan memiliki ketinggian yang sama.
Hal ini menjadikannya cocok digunakan untuk mengamati lengkungan permukaan bumi.
Perhatikan gambar di atas yang diambil oleh Soundly.
Praktis terlihat bahwasanya jalur tranmisi ini melengkung mengikuti lengkungan bumi. Dan itu tidak akan mungkin terjadi jika bumi berbentuk datar.
Demikianlah penjelasan mengenai lengkungan bumi, mulai dari konsep dan beberapa pembuktiannya.
Jadi, masih ragu soal kelengkungan bumi?
Kalo masih, sampein aja di komentar ya, nanti kita bahas bareng.
Seri tulisan miskonsepsi bumi datar ini sudah tidak dilanjutkan lagi. Kami sudah menyusunnya secara lebih terstruktur, lebih lengkap, dan tuntas dalam bentuk buku berjudul Meluruskan Miskonsepsi Bumi Datar
Untuk mendapatkan buku ini, silahkan langsung klik di sini.
Segera pesan agar tidak kehabisan.
Disadur dari berbagai sumber berikut