Tidak jarang kita merasa lagu atau musik yang baru didengar atau justru terlalu sering didengar seperti diputar berulang-ulang di dalam pikiran kita. Beberapa mungkin mengabaikan fenomena ini, beberapa mungkin merasa terganggu, dan beberapa mungkin justru menikmatinya. Di balik semua itu, sains ternyata memiliki penjelasannya.
Oleh literatur berbahasa Inggris, hal tersebut dikenal dengan earworm atau involuntary musical imagery (INMI) [1,2,3]. Bagi orang yang merasakannya, kondisi yang dialami dapat disebut sebagai last song syndrome [4] atau stuck song syndrome [3]. Menariknya, ternyata lebih dari 90% orang melaporkan bahwa mereka pernah minimal sekali saja dalam seminggu merasakan fenomena tersebut [2].
Menurut definisinya, INMI adalah imajinasi musik yang secara spontan tercetus dan dimainkan dalam benak seseorang serta tanpa sadar terulang-ulang terus-menerus [1,2,3]. INMI merupakan salah satu aktivitas otak yang disebut dengan pemikiran spontan yang dibentuk oleh diri sendiri (spontaneous, self-generated cognition) seperti halnya mind wandering, mind pops, dan daydreaming [2,3].
Seringkali INMI dipicu oleh paparan musik yang belum lama terjadi, ingatan yang berkaitan dengan musik yang didengar, serta kondisi perhatian yang rendah (seperti saat sedang melamun dan saat otak sedang tidak banyak bekerja) atau terlalu tinggi [1,2,3]. Penelitian menunjukkan bahwa INMI lebih sering dialami oleh orang yang erat dengan musik dan memandang musik sebagai hal yang penting dalam kehidupan sehari-harinya [2,3]. Ada juga penelitian yang menemukan bahwa terjadinya INMI dipengaruhi oleh mood dan kepribadian. Orang dengan kepribadian obsesif kompulsif, mudah panik, dan memiliki keterbukaan terhadap berbagai pengalaman lebih sering mengalami INMI [3].
Beberapa lagu atau musik tampaknya lebih sering dialami sebagai INMI. Kebanyakan INMI melibatkan lagu-lagu yang menempati urutan atas dalam tangga lagu. Dalam sebuah penelitian yang melibatkan lebih dari 3000 orang, Jakubowski dan teman-teman mendata 9 lagu yang paling sering dilaporkan muncul sebagai INMI (Gambar 1). Dari kesembilan lagu tersebut, semuanya pernah menjadi 10 besar tangga lagu Inggris. Penelitian Jakubowski dan teman-teman juga menunjukkan bahwa ternyata popularitas lagu serta kebaruannya meningkatkan kemungkinan lagu tersebut untuk menjadi INMI. Hasil penelitian tersebut didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa lagu yang sebelumnya tidak familiar dapat muncul sebagai INMI setelah diperdengarkan sebanyak 6 kali [1].
Selain popularitas dan kebaruan lagu, struktur melodi lagu juga menentukan kemungkinan sebuah lagu menjadi INMI. Lagu yang memiliki tempo cepat dengan common global contour shape atau dengan interval dan pengulangan yang tidak biasa [1,4] seperti pada bagian pembuka lagu Smoke On The Water oleh Deep Purple atau pada bagian reff lagu Bad Romance oleh Lady Gaga memiliki kecenderungan untuk menjadi INMI [4]. Lagu dengan common global contour shape lebih mudah untuk dinyanyikan sehingga akan lebih mudah juga untuk muncul sebagai INMI [1].
Tidak semua orang menilai INMI sebagai suatu pengalaman yang menyenangkan. Kurang lebih sepertiga orang menganggap bahwa INMI mengganggu atau menyebalkan. Di antara mereka, ketika mengalami INMI, kebanyakan berusaha mengenyahkannya dengan cara bernyanyi keras atau mendengarkan lagu lain sementara beberapa lainnya melakukan hal-hal seperti menonton TV atau berbicara keras sebagai cara pengalihan dari INMI yang dialami. Di antara cara pengalihan yang dilakukan orang-orang, ternyata cara yang bersifat musikal seperti bernyanyi dan bersenandung cukup efektif untuk menghentikan INMI. Cara yang juga efektif berikutnya meliputi cara yang bersifat verbal seperti mengobrol dan berbicara keras. Selain itu, penelitian di tahun 2015 melaporkan bahwa mengunyah permen karet juga dapat membantu menekan INMI karena melibatkan otot-otot yang digunakan untuk bernyanyi (ingat, bernyanyi adalah cara paling efektif untuk menekan INMI) [2].
Meskipun cukup banyak orang yang berusaha untuk mengenyahkan INMI, tetapi sebagian besar justru dapat menikmatinya, bahkan berusaha untuk mengingat judul atau lirik lengkapnya. Dari situ boleh dibilang kan bahwa INMI tidak melulu mengganggu?
Tulisan ini adalah kiriman dari penulis. Kamu juga bisa membuat tulisanmu sendiri di Saintif dengan bergabung di Saintif Community
Referensi:
[1] Jakubowski, K, Finkel, S, Stewart, L, Müllensiefen, D, Dissecting an earworm: melodic features and song popularity predict involuntary musical imagery, Psychology of Aesthetics, Creativity, and the Arts (2017), 11(2):122–135.
[2] Williamson, VJ, Liikkanen, LA, Jakubowski, K, Stewart, L, Sticky tunes: how do people react to involuntary musical imagery?, PLOS ONE (2014), 9(1):e86170.
[3] Farrugia, N, Jakubowski, K, Cusack, R, Stewart, L, Tunes stuck in your brain: The frequency and affective evaluation of involuntary musical imagery correlate with cortical structure, Consciousness and Cognition (2015), 35:66–77.
[4] Borreli, L, Last Song Syndrome? Why Catchy Songs Get Stuck In Your Head, Plus How To Get Rid Of Earworm, 3 November 2016 [Diakses dari: https://www.medicaldaily.com/last-song-syndrome-why-catchy-songs-get-stuck-your-head-plus-how-get-rid-403436 pada 6 Juli 2018].