Koloid: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis, dan Manfaatnya

ilustrasi oleh dribbble.com

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukuran koloid berkisar antara 1-100 nm (10-7-10-5 cm).

Zat yang terdispersi sebagai partikel disebut fase terdispersi, sedangkan zat yang menjadi medium mendispersikan partikel disebut medium pendispersi.

Dalam kehidupan sehari-hari koloid ini sangat banyak di jumpai. Contoh koloid yaitu larutan garam, larutan gula, susu, selai, mentega, dan sabun.

Pengertian Koloid

Koloid adalah suatu campuran dua atau lebih zat dimana partikel-partikel zat berukuran keloid tersebar merata di dalam zat lain. Koloid ini merupakan sistem disperse ukuran partikel tersebut lebih besar dari larutan, akan tetapi lebih kecil suspense yaitu campuran kasar.

Secara makroskopis, koloid terlihat seperti larutan, di mana terbentuk campuran homogen dari zat terlarut dan pelarut. Namun, secara mikroskopis, terlihat seperti suspensi, yakni campuran heterogen di mana masing-masing komponen campuran cenderung saling memisah.

Warna pada cat berasal dari warna pigmen yang sebenarnya tidak larut dalam air ataupun medium pelarut lainnya. Namun demikian, cat terlihat seperti campuran yang homogen layaknya larutan garam dan bukan seperti campuran heterogen layaknya campuran pasir dengan air.

Hal ini terjadi sebagaimana cat merupakan sistem koloid dengan pigmen terdispersi dalam air atau medium pelarut cat lainnya.

Ciri-Ciri Koloid

koloid adalah

Dibawah ini terdapat beberapa ciri ciri dari koloid, antara lain:

  1. Berbentuk heterogen karena sebagai larutan.
  2. Mendapati dispersi elemen.
  3. Koloid tidak dapat disaring walaupun berbentuk heterogen. Kondisi tersebut bisa kita amati pada air laut yang asin karena berisi garam, namun kita tidak bisa memisahkan antara air dengan garam dengan menyaringnya.
  4. Mempunyai takaran elemen kurang dari 1 nano meter. Untuk meneliti kita membutuhkan mikroskop khusus.
  5. Sistem koloid menjadi tetap karena terdapat gaya tarik menarik yang akhirnya menimbulkan berlangsungnya gabungan dan sedimentasi.

Jenis-Jenis Koloid

Sistem koloid dapat dikelompokkan berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersinya. Berdasarkan fase terdispersi, jenis koloid ada tiga, antara lain sol (fase tersispersi padat), emulsi (fase terdispersi cair), dan buih (fase terdispersi gas). Koloid dengan fase pendispersi gas disebut aerosol.

Berdasarkan fase terdispersi dan pendispersinya, jenis koloid dapat dibagi menjadi 8 golongan seperti pada tabel berikut.

jenis koloid adalah

Manfaat Sistem Koloid

Berikut beberapa manfaat dari sistem koloid, diantaranya yaitu:

  • Membantu untuk menjernihkan air.
  • Membantu dalam pembuatan obat noted.
  • Meyerap suatu racun.
  • Pelarut dalam produk suatu kosmetik.
  • Penyerap suatu zat warna pada kain.
  • Membentuk suatu emulsi antara kotoran (minyak) dengan air, sehingga sabun dan detergen dapat membersihkan kotoran, terutama kotoran dari minyak.
  • Membantu untuk memutihkan gula tebu.
  • Untuk bisa menggumpalkan darah.

Sifat-Sifat Sistem Koloid

Sistem koloid memiliki sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat suatu larutan ataupun suspensi. Berikut diantaranya:

  1. Efek Tyndall
koloid adalah

Pada dispersi koloid, suatu partikel-partikel koloid cukup besar sehingga dapat memantulkan dan menghamburkan sinar ke sekelilingnya, yang dikenal juga dengan Efek Tyndall. Sedangkan, larutan sejati tidak menunjukkan pada efek Tyndall.

2. Gerak Brown

Seberkas sinar yang dipusatkan pada suatu dispersi koloid yang diamati dengan alat ultramikroskop, maka akan tampak suatu partikel koloid sebagai partikel yang kecil yang memantulkan sinar dan bergerak acak.

Hal ini disebabkan molekul-molekul medium dispersi yang lebih kecil bergerak dengan kecepatan yang relatif tinggi, mengakibatkan tumbukan dengan suatu partikel yang lebih besar (berukuran koloid) secara terus-menerus dari semua sisi di waktu yang sama.

Maka, akan terjadilah gerak zig-zag secara acak, yang disebut sebagai gerak Brown.

3. Elektroforesis

Bila arus listrik dengan tegangan rendah dialirkan ke dalam dispersi koloid, maka suatu partikel-partikel koloid bergerak menuju elektrode positif atau elektrode negatifnya.

Ini embuktikan bahwa partikel-partikel suatu koloid dalam medium pendispersinya bermuatan listrik. Gerak suatu partikel koloid dalam medan listrik disebut elektroforesis.

4. Koagulasi Koloid

koloid adalah

Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya berlawanan. Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih.

Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:

  • Perubahan suhu.
  • Pengadukan.
  • Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
  • Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.

5. Adsorpsi

Sifat koloid ini merupakan proses absorpsi suatu zat, baik berupa molekul, partikel maupun unsur pada bidang zat lain. Adsorpsi berlangsung karena terdapat gaya tarik yang tidak sejajar pada, zat yang berada pada bidang adsorben.

Itulah penjelasan terkait koloid baik dari pengertian, ciri-ciri, jenis dan manfaat koloid. Semoga bermanfaat!

Referensi: dosenpendidikan.co

Artikel Terkait