Para ilmuwan baru saja menemukan bahan paling dasar untuk kehidupan yang terdapat dari lautan di bulan Saturnus, Enceladus.

Sebuah analisis baru dari data NASA mengungkapkan adanya senyawa organik dalam gumpalan air cair yang melesat ke angkasa dari laut di bawah kerak es Enceladus.

Temuan ini juga telah diterbitkan di jurnal Monthly Notice Royal Astronomical Society.

Para ilmuwan NASA di balik studi baru ini menganalisis data tentang komposisi kimia dari semburan air laut dan es di kerak bulan Saturnus tersebut, dan menemukan beberapa senyawa organik baru, beberapa mengandung nitrogen dan beberapa mengandung oksigen.

Senyawa-senyawa tersebut menunjukkan tanda-tanda bahwa Enceladus mungkin memiliki kemungkinan untuk menciptakan kehidupan seperti di Bumi.

kehidupan di enceladus

Di ventilasi laut dalam, senyawa ini bisa menciptakan kehidupan

Proses pembentukan unsur-unsur tersebut berlangsung di dalam samudera Enceladus. Ventilasi antara air laut dengan magmahm menyebabkan semburan air panas yang kaya hidrogen, memicu reaksi kimia yang mengubah senyawa organik menjadi asam amino.

Proses ini memungkinkan kehidupan berkembang tanpa bantuan sinar matahari. Itu penting karena permukaan es Enceladus sangat reflektif dan mengirimkan sedikit sinar matahari yang diterima bulan ke ruang angkasa. Setiap kehidupan di sana harus berkembang dalam kegelapan.

penampakan permukaan Enceladus

Para ilmuwan percaya bahwa potensi lubang hidrotermal di laut bawah permukaan di Enceladus mungkin bekerja eperti dengan yang ada di Bumi

Jika kondisinya benar, molekul-molekul ini yang berasal dari laut dalam Enceladus bisa berada di jalur reaksi yang sama seperti yang kita lihat di Bumi

Nozair Khawaja, pemimpin penelitian tersebut

Lebih banyak belajar dari data Cassini NASA

Satelit cassini di Enceladus

Data yang digunakan para ilmuwan untuk sampai pada kedua temuan ini datang dari misi Cassini NASA. Penyelidikan diluncurkan pada tahun 1997 dan menghabiskan 13 tahun menjelajahi Saturnus dan bulan-bulannya.

Pada bulan September 2017, misi berakhir ketika para ilmuwan sengaja mengirim pesawat ruang angkasa jatuh ke Saturnus. Mereka melakukan ini untuk menghindari mencemari Enceladus atau Titan, bulan terdekat lainnya yang juga bisa melindungi kehidupan, dengan mikroba Bumi.

Cassini menemukan bahwa d bawah permukaan Enceladus tersembunyi samudera yang luas dan dari air asin cair. Selain itu Cassini juga memotret semburan air di permukaan Enceladus dan mengumpulkan data tentang komposisi mereka pada tahun 2008.

Para ilmuwan berencana untuk terus mempelajari hal itu dan data lain yang dikumpulkan oleh Cassini selama beberapa dekade mendatang.

Referensi