Dalam kurung waktu 2018 ini setidaknya telah terjadi 6 kasus kecelakaan pesawat di Indonesia.
Di antaranya adalah
- Pesawat Lion Air JT 892 tergelincir di Bandar Udara Djalaluddin Tantu, Gorontalo.
- Pesawat Pilatus Porter milik PT Martha Buana Abadi hancur di Gunung Menuk, Papua
- Pesawat Cessna Caravan 208EX-PK-JBR milik PT Jhonlin Air tergelincir di Bandar Udara Beoga, Papua
- Pesawat Wings Air menabrak ground handling equipment atau towing tracktor di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
- Pesawat Lion Air JT 610 Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.
- Dan kemarin (7 oktober 2018), Pesawat Lion Air JT 610 Bengkulu-Jakarta, menabrak tiang pesawat
Sebenarnya apa yang menyebabkan kecelakaan tersebut terjadi?
Dalam dunia penerbangan, terdapat tiga hal yang saling berkaitan, yaitu keamanan penerbangan, keselamatan penerbangan dan kecelakaan pesawat.
Menurunnya tingkat keamanan dan keselamatan penerbangan dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan dalam penerbangan.
Berikut faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan pesawat
- Kesalahan pilot
- Kegagalan teknik
- Kondisi cuaca
- Sabotase
- Human error
Adapun untuk mengetahui penyebab pasti dari suatu kecelakaan pesawat, perlu dilakukan investigasi mendalam oleh pihak yang berwajib dengan melihat berbagai data yang ada.
Baik itu data penerbangan, data cuaca, data teknis mesin pesawat, atau percakapan antar pilot melalui black box, dan berbagai pertimbangan lainnya.
Kondisi Critical Eleven
Istilah critical eleven atau Plus Three Minus Eight dalam dunia penerbangan merujuk pada saat genting di mana kecelakaan pesawat kerap terjadi, yakni tiga menit pertama dan delapan menit terakhir penerbangan.
Dalam rentang waktu tersebut, terdapat kondisi yang sangat penting dalam penerbangan.
Tiga menit pertama digunakan untuk mencari posisi stabil dan mengontrol kecepatan ketika pesawat mulai mengudara.
Delapan menit terakhir digunakan untuk menurunkan kecepatan dan menyesuaikan dengan landasan.
Selama rentang waktu critical eleven, dilarang untuk saling berkomunikasi antara awak kabin dengan kokpit kecuali ada hal darurat.
Dan biasanya untuk menghadapi critical eleven, penumpang akan diberi arahan untuk mematikan ponsel, menutup meja, menegakkan sandaran kursi, membuka tirai jendela, dan menggunakan sabuk pengaman.
Penumpang juga disarankan untuk tidak tidur agar bisa fokus pada arahan dan selalu waspada pada kondisi pesawat.
Aturan-aturan tersebut diberikan untuk memudahkan jalannya evakuasi bila kondisi berbahaya terjadi.
Peluang selamat dari kecelakaan pesawat
Sampai saat ini, jika dibadingkan kematian akibat kecelakaan pesawat dengan kecelakaan mobil.
Dengan rasio perbandingan kemungkinan, 1 : 1 juta penumpang meninggal akibat kecelakaan pesawat, sedangkan kematian akibat kecelakaan mobil 1 : 5.000.
Namun seberapa besar peluang selamat dari kecelakaan pesawat belum dapat ditentukan secara pasti.
Dijelaskan oleh mantan direktur keselamatan di Asosiasi Transportasi Udara AS, bawasannya peluang kecelakaan pesawat dapat ditentukan oleh 3 faktor
- Seberapa besar kecelakaan terhadap tubuh
- Seberapa parah kerusakan perwat
- Seruntuhan serta lingkungan tempat pesawat jatuh aman
Selain ketiga faktor di atas, juga ada faktor lain yang cukup mempengaruhi seperti kondisi pesawat dan penumpang sebelum penerbangan dimulai.
Referensi
- 5 Kecelakaan Pesawat yang Terjadi di Indonesia Selama Tahun 2018, Termasuk Jatuhnya Lion Air JT 610
- Critical Eleven, 11 Menit Terpenting dan “Berbahaya” Perjalanan Udara
- Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Tingkat Kecelakaan Pesawat Udara di
Pulau Papua - Seberapa Besar Peluang Kita Selamat dari Kecelakaan Pesawat?