Bola Sepak Terkecil di Dunia Ini Hanya Berukuran Nanometer

 

Bola Sepak Yang Kamu Kenal

Perkembangan bola sepak telah maju jauh, baik dari segi teknologi yang ada padanya maupun desain kulit luarnya.

Banyak dari kita kalau disuruh membayangkan bola sepak, yang muncul di otak kita seringlah bola sepak yang memiliki pola kombinasi 20 segienam dan 12 segilima yang punya warna hitam dan putih.

Bola sepak jenis ini disebut “Bucksminster Ball” atau “Buckyball”, pertama kali dikenalkan pada Piala Dunia 1970. Bola ini di desain oleh Richard Buckminster Fuller. Pola kulit bola sepak ini sangat ikonik hingga sekarang.

Dan tahukah kamu, kalau bola sepak ini punya kembaran di dunia mini. Di dunia tingkat molekul.

 

Bola Sepak Tingkat Molekul

C60  adalah rumus kimia molekul ini. Terdiri dari 60 atom karbon yang tersusun dan terikat membentuk 12 segilima dan 20 segienam. Bentuknya persis seperti bola sepak buckyball tadi.

Ya, molekul ini berbentuk bola berongga. Ada bola sepak di dunia kecil itu.

Karena mirip dengan bentuk bola sepak, nama resmi molekul ini disebut “buckminsterfullerene”, seperti nama seniman yang mendesain bola sepak jenis ini. Namun kimiawan malah lebih suka memanggil molekul ini “buckyball” saja.

Ukuran molekul bola sepak ini sangaaaat kecil, panjang diameternya adalah 1,1 nanometer (nm). Andaikan dunia ini tiba-tiba membesar sampai molekul ini ukurannya kini menjadi seukuran bola sepak, maka bola sepaknya kini menjadi seukuran kira-kira sebesar Bumi.

 

Penemuan Buckminsterfullerene

Molekul ini ditemukan pada tahun 1985 oleh sekelompok ilmuwan yang terdiri dari Harold Kroto, James Heath, Sean O’Brien, Robert Curl, dan Richard Smalley.

Kelompok ini mulanya meneliti tentang penyerapan spektrum dari debu antarbintang, yang mereka duga berhubungan dengan pembentukan jenis rantai panjang molekul karbon.

Namun, sudah lima tahun mereka meneliti, mereka tidak dapat menemukan hubungan kejelasan ini.

Tapi, usaha mereka tidak sia-sia, kerja penelitian dan eksperimen yang mereka lakukan, hingga tidak sengaja membuat ikatan molekul berbentuk bola.

Pada masa itu, hanya ada 2 struktur molekul karbon yang diketahui.

Struktur berlian yang berbentuk  mirip piramida dan struktur grafit yang berbentuk lembaran-lembaran segilima.

Atom karbon adalah atom yang paling banyak diteliti karena merupakan basis dari molekul-molekul kehidupan –molekul organik-.

Penemuan molekul buckyball ini sontak membuat gempar di antara ilmuwan kimia.

Ada ikatan molekul karbon yang membentuk struktur unik. 60 atom karbon saling terikat membentuk bola sepak berongga. Hanya molekul ini yang dapat membentuk kerangka sferis yang tersusun dari satu unsur saja.

Di tahun 1996, akhirnya mereka memperoleh Penghargaan Nobel pada bidang kimia.

Pada musim semi di tahun 1991, kimiawan Joel Hawkins di University of California at Berkeley pertama kali mampu mengambil foto asli molekul buckyball.

Tujuannya menghilangkan keraguan yang sempat muncul kalaulah molekul ini bukan berbentuk seperti bola sepak.

Foto hasil x-ray struktur kristal molekul ini memperjelas jika molekul ini sungguh berbentuk persis dengan bola sepak yang didesain Buckminster Fuller.

 

Pengaruh Bola Sepak Kecil Ini

Penemuan C60 merangsang para kimiawan lain di seluruh dunia untuk meneliti molekul unik ini.

Hingga terbentuk cabang ilmu kimia yang disebut Kimia Fullerena, yang mempelajari keluarga molekul berbasi fullerena. Selama 10 tahun sejak pertama kali di temukan, telah diketahui sebanyak 9000 jenis ikatan molekul fullerena.

Namun tidak seperti pada awal penemuannya, molekul buckyball digadang-gadang dapat membantu kita menciptakan material baru dengan kualitas tertentu.

Sayangnya sampai hari ini, belum ada produk berbasis molekul buckminsterfullerene yang memberi manfaat besar. Bukannya bilang kalau produk dari molekul ini tidak bakal ada. Hanya saja penelitian pada bidang ini cukup baru.

Memerlukan beberapa tahun, sebagai contoh, dari demonstrasi purwarupa perangkat elektronik berbasis semikonduktor, hingga benar-benar terwujud pada perangkat elektronik pasaran.

Mungkin akan ada sesuatu yang bermanfaat pada Buckminsterfullerena, entah kapan di masa depan.

Atau… jangan-jangan sekarang sudah ada yang menggunakan molekul ini di kalangan organisme virus atau bakteri, yang menendang-nendang bola ini untuk permainan, sebagaimana kita bermain sepakbola. Hehehe~

 

Referensi:

 

 

Artikel Terkait