Kamu pasti pernah menonton serial kartun Scooby Doo, si anjing pintar yang tergabung dalam tim pemecah misteri.

Atau film-film Planet of The Apes, Dalmatians, atau Garfield…

Banyak sekali serial kartun dan film yang menampilkan bahwa binatang bisa bicara dengan bahasa manusia, dan lebih banyak lagi yang menampilkan binatang berbicara satu sama lain seperti halnya manusia.

Ya, pada dasarnya semua binatang berkomunikasi. Kepiting melambaikan capitnya satu sama lain untuk mengabarkan bahwaa di sehat  dan siap untuk kawin.

Sotong menggunakan sel pigmen kulitnya chromatosphora untuk membuat pola di kulitnya yang berfungsi untuk berkamuflase dan memberi tanda bahaya ke musuhnya.

Lebah madu melakukan tarian kompleks untuk memberi tahu lebah yang lain tempat dan kualitas sumber makanan.

Seluruh binatang memiliki sistem komunikasi, tapi benarkah mereka punya bahasa sendiri?

Apakah binatang juga berbicara dengan bahasa seperti manusia?

 

Komunikasi dan Bahasa

Mari kita bedakan istilah berikut ini biar lebih jelas. Komunikasi adalah proses menyampaikan informasi, bahasa adalah sebuah sistem gramatikal, ujaran, dan tulisan untuk menyampaikan informasi, dan bicara adalah bentuk ujaran dari sebuah bahasa.

Menurut ahli linguistik Charless F Hockett, ada setidaknya 4 syarat khusus yang menjadikan sistem komunikasi menjadi sebuah bahasa:

1) Keterpenggalan atau discreteness
2) Tata bahasa atau grammar
3) Keproduktifan atau productivity
4) Pergeseran atau displacement

Keterpenggalan atau discreteness artinya bahwa adanya aturan tentang unit tertentu, misalkan seperti bunyi atau kata, yang dapat dikombinasikan untuk mengkomunikasikan hal baru, seperti pecahan mainan lego yang bisa kamu susun untuk membentuk benda tertentu.

Grammar menyediakan sistem aturan yang memberi petunjuk bagaimana untuk mengkombinasikan unit tunggal. Pembuatan adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa guna menciptakan pesan-pesan yang tak terhingga banyaknya.

Dan perpindahan yaitu kemampuan untuk berbicara tentang sesuatu yang tidak ada saat kau berbicara, seperti kejadian masa lalu, masa depan, atau kejadian fiksi.

 

Hewan bisa bicara bahasa?

Lalu, apakah binatang berkomunikasi dengan menunjukkan syarat-syarat itu?

Pada kepiting dan sotong, jawabannya tidak. Mereka tidak mengkombinasikan sinyal atau tanda mereka dalam kreasi tertentu. Sinyal mereka juga tidak punya urutan grammar. Mereka hanya berkomunikasi tentang keadaan terkini, seperti “Aku sehat” atau “Aku ini beracun”.

Namun sebenarnya beberapa binatang menunjukkan beberapa syarat diatas.

 

Lebah

Lebah menggunakan gerakan, sudut, waktu, dan intensitas tarian kibasan tubuhnya untuk mendeskripsikan dimana letak sumber makanan dan jumlahnya. Letak sumber makanannya ada diluar sarangnya, jadi mereka menunjukkan syarat pergeseran atau displacement.

Mereka berbagi ciri-ciri ini dengan anjing padang rumput, yang hidup di ribuan kota, dan diburu oleh rubah, elang, ular, dan manusia.

Sinyal alarm mereka mendeskripsikan ukuran, bentuk, kecepatan predator, bahkan untuk manusia, mereka mendeskripsikan apa yang dikenakan manusia dan apakah manusia membawa senjata.

 

Primata

Primata besar, seperti simpanse dan orangutan adalah komunikator yang hebat juga. Beberapa bahkan mempelajari sinyal bahasa termodifikasi.

Simpanse yang bernama Washoe menampilan keterpenggalan atau discreteness dengan mengkombinasikan tanda-tanda menjadi kalimat tersendiri, seperti “Mohon beri makan. Segera”.

Coco, simpanse betina yang mengerti lebih dari 1000 sinyal, dan sekitar 2000 kata dalam bahasa inggris yang telah mati.

Dia menunjukkan syarat pergeseran atau displacement, walaupun itu tidak berarti bahwa kedua contoh ini menggunakan sistem komunikasi seperti manusia tidak ada satupun yang tampak secara alami di alam bebas.

 

Lumba-lumba

Ada banyak contoh lain komunikasi binatang yang menakjubkan, seperti pada lumba-lumba, yang menggunakan siulan untuk mengenali umur, tempat, nama dan jenis kelamin.

Lumba-lumba juga memahami beberapa grammar pada bahasa isyarat yang digunakan peneliti untuk berkomunikasi dengan mereka.

Bagaimanapun, grammar tidak teramati ada di komunikasi alami lumba-lumba.

 

Binatang tidak punya bahasa

Ya, sistem komunikasi binatang tadi mungkin menunjukkan beberapa syarat khusus bahasa yang kita identifikasi, tapi tidak ada satupun yang menampilkan keempat-empatnya.

Kemampuan komunikasi mengesankan Washoe dan Coco pun tetap tidak melampaui kemampuan berbahasa anak-anak umur 3 tahun.

Simpanse bisa mengeluarkan puluhan suara (fonem) yang berbeda (hampir setara dengan fonem Bahasa Inggris yang berjumlah 44).

Namun simpanse tidak bisa menggabungkan fonem-fonem tersebut menjadi sebuah kesatuan yang bisa disebut kata ataupun kalimat. Topik percakapan antar binatang juga biasanya terbatas. Lebah bicara tentang makanan, anjing bicara tentang predator, dan kepiting berbicara tentang dirinya sendiri.

Bahasa manusia mampu berdiri sendiri bergantung pada kekuatan kombinasi grammar dan pembuatannya, diatas kekhasan dan perpindahan.

Otak manusia dapat mengolah unsur kata atau suara dengan jumlah terbatas dan mampu menciptakan pesan-pesan tak terhingga banyaknya.

Kita mampu membuat dan mengerti kalimat kompleks, sama baiknya dengan kata yang kita mungkin belum pernah membicarakan sebelumnya.

Kita dapat menggunakan bahasa untuk berkomunikasi tentang topik-topik tak terhingga banyaknya, bicara tentang hal khayalan dan bahkan kebohongan.

Ilmuwan tetap terus untuk mengungkap lebih banyak lagi tentang komunikasi binatang.

Ini mungkin menyimpulkan bahwa bahasa manusia dan komunikasi binatang ternyata tidak sepenuhnya berbeda, tapi ada pada satu kesatuan sistem.

Dengan rendah hati, sebenarnya kita semua sangat mirip dengan binatang, itulah kita yang berada di kingdom animalia.