Apatis adalah suatu kondisi psikologis dimana seseorang tidak peduli, bersikap acuh tak acuh, tidak memiliki ketertarikan terhadap kehidupan sosial, emosional maupun fisik.

Seringkali kita mendengar sebutan “apatis” baik dalam media sosial maupun kehidupan sehari-hari. Atau tanpa kita sadari, mungkin saja kita pernah bersikap apatis terhadap suatu kejadian. Sebenarnya, tindakan apatis merupakan suatu hal yang terkesan merugikan bagi diri sendiri maupun orang lain.

Oleh karena itu, kita perlu mencegah agar sebisa mungkin kita tidak bersikap apatis. Untuk mencegahnya, kita perlu mengetahui lebih lanjut tentang apatis itu sendiri mulai dari pengertian, ciri-ciri, penyebab serta dampaknya.

Pengertian Apatis Adalah…

Pada dasarnya, apatis berasal dari bahasa Yunani, yaitu “aphates” yang secara harfiah berarti tanpa perasaan. 

“Secara umum, apatis adalah suatu kondisi psikologis dimana seseorang tidak peduli, bersikap acuh tak acuh, tidak memiliki ketertarikan terhadap kehidupan sosial, emosional maupun fisik.”

Orang yang bersifat apatis cenderung memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan lingkungannya. Hal ini dikarenakan orang apatis tidak memiliki ketertarikan akan kehidupan sosial di sekitarnya.

Ciri-Ciri Apatis

apatis adalah

Perlu kita sadari bahwa tindakan apatis mungkin seringkali dilakukan oleh diri sendiri atau orang lain. Namun, kita tidak mengetahui baik diri sendiri atau orang lain tergolong apatis. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui ciri-ciri dari sikap apatis itu sendiri.

Ciri-ciri orang yang menunjukkan sikap apatis adalah:

  • Kurang semangat dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.
  • Cenderung bergantung pada orang lain ketika sedang merencanakan sesuatu.
  • Tidak tertarik untuk mempelajari hal-hal baru.
  • Acuh dengan kegiatan atau masalah diri sendiri.
  • Tidak merasakan emosi apapun ketika hal baik atau hal buruh terjadi
  • Lebih banyak menghabiskan waktu sendirian.
  • Tidak bisa/mau berkomitmen untuk hal apapun.
  • Tidak tertarik ketika bertemu dengan orang atau hal baru.
  • Ekspresi wajah cenderung datar atau tidak berubah.

Penyebab Apatis

Pada hakikatnya, manusia merupakan makhluk sosial yang ingin bersosial dengan orang lain. Seperti halnya anak-anak yang senang bila bermain bersama dengan temannya. Namun, sikap ingin bergaul tersebut dapat berubah menjadi apatis kian berjalannya waktu.

Hal ini disebabkan beberapa hal mulai dari lingkungan serta keadaan fisik dan psikis pribadi tersebut. Berikut beberapa alasan seseorang dapat menjadi seorang yang apatis yaitu:

Tidak Percaya Orang Lain

Perasaan ini dapat timbul ketika seseorang terlalu sering dikecewakan atau dikhianati oleh orang lain atau orang terdekat yang ia percayai.

Merasa Tertekan Secara Emosional

Muncul ketika seseorang kerap kali mendapat perlakuan tidak menyenangkan dalam lingkungannya.

Memiliki Kekurangan Fisik

Kekurangan fisik dapat membuat orang menjadi tidak percaya diri, apalagi kalau kekurangan tersebut sering diolok-olok orang lain.

Kurang Kasih Sayang

Kurang mendapat kasih sayang bisa membuat seseorang menjadi kurang percaya diri sehingga menimbulkan sikap apatis tersebut.

Pengaruh Gejala Medis

Kondisi medis dapat mempengaruhi seseorang menjadi apatis seperti ketika mengalami cedera otak akibat pukulan keras, stroke, penyakit parkinson, skizofernia, penyakit huntington, demensia frontotemporal, progressive supranuclear palsy, demensia vaskuler.

Dampak Adanya Sikap Apatis

apatis adalah

Tentu saja sikap apatis dapat menimbulkan efek negatif apabila terjadi dalam waktu jangka panjang. Efek negatif ini dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Berikut beberapa dampak dari bersikap apatis:

Sulit Berkembang

Seorang menjadi sulit mengembangkan potensi yang ada pada dirinya karena ia tidak mau peduli dengan diri sendiri serta lingkungan.

Kurang Kontrol Sosial

 Dengan adanya sikap ketidakpedulian terhadap aspek kehidupan sosial tersebut, orang apatis akan kekurangan kontrol sosial karena tidak memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang di lingkungan sekitarnya.

Menimbulkan individualisme

Bersikap individualis akan menjadi masalah apabila seseorang sudah berada didalam lingkup kelompok ataupun masyarakat karena dapat dianggap tidak peduli kepada satu sama lain.

Menimbulkan Masalah yang Lebih Besar

Akibat kurangnya toleransi di dalam masyarakat, suatu perselisihan atau perpecahan dapat berkembang menjadi masalah yang lebih besar.

Demikianlah pembahasan mengenai sifat apatis. Semoga dengan ini kita dapat mencegah bersikap apatis terhadap sesama karena hakikatnya manusia itu saling membutuhkan satu sama lain.