Saya tidak tahu jawaban pastinya.
Pun dalam tulisan ini saya tidak hendak menganalisis penyebabnya.
Dalam tulisan ini, saya hanya akan mendekatinya dengan mempelajari pola yang terjadi. Ini akan sangat menarik.
Hal seperti ini biasa dilakukan oleh para ilmuwan ketika mereka belum punya gambaran tentang apa penyebab dari suatu fenomena; mereka memulai dengan mempelajari pola kejadiannya.
Ayo simak pembahasan singkat ini.
Jumlah peserta jama’ah
Ada satu informasi mendasar tentang jumlah peserta jama’ah tarawih yang pasti sudah diketahui oleh semua orang.
Yaitu bahwa jumlah peserta jama’ah tarawih paling banyak ada di hari pertama bulan Ramadhan. Iya kan?
Lalu tak lama setelah hari pertama tersebut, jumlah peserta jamaah tarawih pun menurun.
Ada yang terus-menerus turun sampai akhir Ramadhan…
Ada pula yang jumlahnya kembali sedikit meningkat di akhir Ramadhan (walau tak seramai saat awal).
Maka untuk mengakomodir dua kemungkinan tersebut, saya mendekatinya dengan dua buah model. Berikut ini adalah grafiknya:
Apakah sampai di sini masih jelas? Kalau iya, mari kita lanjutkan.
Fenomena alam
Menariknya, dua grafik yang barusan saya gambar di atas serupa dengan fenomena nyata yang terjadi di alam.
Grafik pertama, menggambarkan peluruhan partikel radioaktif.
Grafik kedua, menggambarkan sebuah gelombang teredam.
Apakah ini artinya orang-orang yang berjamaah sholat tarawih punya karakteristik yang sama dengan bahan radioaktif? Ataukah mereka serupa dengan gelombang teredam? Tentu tidak. Itu cocoklogi namanya 😀
Terlepas dari itu, yang perlu kita perhatikan selanjutnya adalah…
Manakah model yang benar untuk menggambarkan jumlah peserta peserta jama’ah sholat tarawih di Bulan Ramadhan?
Saya tidak tahu, pun kita semua tidak akan tahu kalau kita tidak melakukan verifikasi melalui eksperimen!
#SaintifProject
Untuk mengetahui model mana yang benar di antara keduanya (atau tidak keduanya), kita butuh eksperimen.
Saya dan tim Saintif akan melakukan eksperimen ini…
…dan di sini saya juga ingin mengajak kamu untuk ikut serta melakukan eksperimen ini.
Caranya sederhana saja:
Kamu hanya perlu menghitung jumlah peserta jamaah sholat tarawih di masjid/musholla yang kamu tempati. Tiap kali kamu selesai menghitungnya, kirimkan angka tersebut ke Saintif secara rutin setiap hari.
Jika kamu kesulitan untuk menghitung jumlah peserta total jama’ah setiap harinya (katakanlah masjidnya sangat besar), alternatifnya kamu bisa menghitung jumlah orang yang berkurang. Pertama-tama hitung dulu jumlah total kapasitas masjid itu, lalu kamu tinggal menghitung orang yang berkurang setiap harinya. Angka itulah yang nanti kamu kirimkan ke Saintif.
Kirimkan lewat chat di platform media social Saintif yang kamu ikuti (Instagram, Line, atau Facebook).
Saya akan mengolah data tersebut pada hari ke-20 Ramadhan.
Semakin banyak data yang masuk, maka akan semakin baik. Karena nantinya kita dapat membandingkan apakah pola yang terjadi di suatu tempat juga berlaku di tempat lainnya. Dan apakah ada pola universal mengenai jumlah peserta jamaah ini.
Untuk mengikuti eksperimen ini, ada satu syarat lagi yang harus kamu penuhi. Yaitu kamu harus aktif/istiqomah mengikuti jamaah sholat tarawih ini. Karena kalau tidak, ya gimana mau ngitung, jangan-jangan kamu justru termasuk ke golongan orang-orang yang berkurang itu tadi.
Catatan: kalau data yang masuk terlalu banyak (katakanlah sampai 1000 partisipan), mungkin tidak semuanya akan saya olah.
Dari data yang masuk tersebut, saya akan coba mengolahnya dan mencari formula matematis umum yang terjadi dari peristiwa ini.
Jika formulanya sudah didapatkan, nantinya kita akan bisa memprediksi jumlah peserta jamaah sholat tarawih di setiap harinya.
Sederhana memang, tapi ini sangat menarik!
Kami tunggu partisipasinya ya!