Rumah adat bengkulu memiliki ciri khas dan filosofi yang unik dimana bangunannya terdiri dari bagian-bagian seperti hall, berendo, ruang tengah, bilik gedang dan sebagainya

Indonesia kaya akan berbagai budaya. Terdapat beragam budaya khas yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Termasuk diantaranya yang khas adalah keberagaman rumah adat.

Pada artikel ini akan dibahas mengenai rumah adat Bengkulu disertai dengan penjelasan dan makna filosofisnya.

Mengenal Rumah Adat Bengkulu

rumah adat bengkulu

Setiap rumah adat di Indonesia memiliki ciri khas masing-masing. Pada masyarakat Bengkulu, rumah adat ini dinamakan Bubungan Lima.

Dinamakan dengan Bubungan Lima, sebab atap rumah adat yang bersusun-susun. Ketika rumah dibangun dan akan menaikkan bubungan, masyarakat mengadakan sebuah ritual.

Bangunan rumah Bubungan Lima berbentuk panggung yang ditopang beberapa tiang penopang. Material dasar bangunan rumah adat ini adalah kayu. Jenis kayu yang biasa digunakan di rumah adat ini adalah kayu Medang Kemuning. Kayu ini lentur dan bisa bertahan hingga ratusan tahun.

Rumah ini dibangun tinggi agar menghindari bencana alam seperti banjir, maupun serangan binatang liar. Oleh sebab itulah terdapat bangunan tangga yang digunakan untuk masuk ke dalam rumah.

Hal yang unik dari tangga rumah ini yaitu anak tangga yang berjumlah ganjil. Selain itu, rumah adat jenis ini biasanya tidak digunakan sebagai tempat tinggal melainkan untuk acara-acara adat masyarakat Bengkulu.

Struktur Bangunan Rumah Adat Bengkulu

rumah adat bengkulu

1. Bagian Atas

Bagian atas atau atap rumah ini bersususn-susun dan terbuat dari ijuk pohon enau. Namun, seiring perkembangan zaman, atap rumah ini dibangun dengan material seng.

Disisi lain, plafon rumah ini terbuat dari papan atau pelupuh bambu. Sementara bagian atas rumah dan atap dihubungkan dengan balok kayu atau kasau yang menempel pada kap.

2. Bagian Tengah

Bagian ini merupakan kerangka rumah atau disebut dengan kusen. Kerangka rumah terbuat dari kayu balam yang awet dan tahan lama. Untuk bagian dinding, dipilih bahan papan kayu ataupun pelupuh bambu.

Sedangkan untuk bagian jendelanya berbentuk ram atau jendela biasa. Lubang angin pada umumnya berada di bagian atas jendela. Selain itu, ada pula yang membuat lubang angin di atas pintu.

3. Bagian Bawah

Bagian bawah adalah pondasi yang menopang struktur rumah Bubungan Lima secara keseluruhan. Lantai rumah tradisional ini terbuat dari papan, pelepah daun dan bilah bambu. Di sepanjang dinding luar terdapat geladak yang terdiri dari 8 papan selebar 50 cm.

Terdapat balok berukuran sedang yang berfungsi sebagai tempat menempelnya lantai yang dinamakan Tilan. Ada pula penutup balok yang terletak di pinggir luar dinding rumah dan dinamakan Kijing.

Sementara itu, pada papan lantai terdapat Bidani yang terbuat dari bambu tebal. Bidani dipasang melintang di lantai, fungsinya untuk menahan serangan hewan liar ataupun musuh yang mungkin datang dari bawah rumah.

Bagian Rumah Adat Bengkulu

bagian rumah adat bengkulu

Berikut bagian-bagian rumah adat Bubungan Lima yang perlu diketahui.

1. Hall

Hall adalah ruangan di rumah Bubungan Lima yang digunakan untuk menerima tamu yang telah dikenal baik oleh pemilih rumah. Tamu bisa juga merupakan tokoh yang disegani oleh masyarakat ataupun kerabat dekat. Selain itu, Hall juga sering digunakan untuk tempat berkumpul bersama keluarga besar.

2. Berendo

Ruangan ini digunakan untuk menerima tamu yang dikenal. Berendo juga menjadi tempat bermain anak atau tempat bersantai di pagi dan sore hari.

3. Ruang Tengah

Tidak seperti ruang tengah pada rumah masa kini, ruang tengah rumah Bubungan Lima biasanya dikosongkan, tidak ada perabot sama sekali. Di ruangan ini hanya terdapat tikar.

Fungsi ruang tengah adalah untuk menerima tamu ibu rumah tangga atau keluarga dekat anak gadis. Di malam hari, ruang tengah difungsikan sebagai tempat tidur anak bujang dalam keluarga iu.

4. Bilik Gedang

Bilik Gedang adalah kamar utama yang ditempati oleh pasangan suami istri pemilik rumah, serta anak yang belum disapih atau masih tidur bersama orangtuanya.

5. Bilik Gadis

Bilik Gadis merupakan kamar yang ditempati oleh anak gadis dalam keluarga. Letak Bilik Gadis biasanya bersebelahan dengan Bilik Gedang.

6. Ruang Makan

Ruangan yang difungsikan untuk makan bersama seluruh anggota keluarga ini terletak di sebelah dapur.

7. Dapur

Letak dapur berada di antara ruang makan dan ruangan lain yang disebut Gerang. Semua bumbu dapur yang dulunya dibuat secara alami disimpan di ruangan ini. Dapur juga menjadi tempat ibu rumah tangga pemilik rumah memasak.

8. Gerang

Sebutan lain ruangan Gerang adalah Gerigik. Bagian ini berada di sebelah dapur dan dijadikan tempat menyimpan tempayan air. Gerigik adalah tempat pemilik rumah mencuci piring dan membersihkan peralatan dapur dan memasak lainnya.

Makna Filosofis Rumah Adat Bengkulu

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, setiap rumah adat memiliki ciri atau karakteristik yang berbeda – beda.

Salah satunya dimana bentuk atap dari rumah adat Bengkulu ini yang bentuknya limas dengan ketinggian hingga 3,5 meter.

Tidak hanya itu saja, banyaknya penggunaan tiang juga turut dimanfaatkan untuk dijadikan penyangga bangunan guna meredam goncangan gempa dan juga untuk menambah ciri khas dari rumah adat Bengkulu.

Tangga yang berada di sisi depan rumah adat juga harus ganjil untuk menegaskan ciri khas dari rumah Bubungan Lima.

Ketika proses menaikkan bubungan rumah juga ada tradisi yang sangat unik.

Tradisi tersebut disebut sebagai ritual penolak balak yang pada umumnya diselenggarakan dengan menggantungkan bubungan rumah dengan beberapa hasil pertanian.

Hasil pertanian tersebut seperti: setawar sedingin, sebatang tebu hitam, kondo (kundur), setandan pisang mas, dan yang lainnya. Serta tulangnya diberi selembar kain putih yang telah di rajah.


Semoga bermanfaat ya!

sumber:

  • romadecade.org