Ringkasan adalah presentasi dari kejadian atau peristiwa yang panjang disajikan secara singkat, padat dan jelas.
Kata ringkasan sudah tidak asing lagi untuk didengar. Mulai dari tugas sekolah yang diperintahkan untuk meringkas sampai ketika memahami masalahpun kita butuh penjelasan yang ringkas.
Sebenarnya apa itu ringkasan? Berikut ulasannya.
Pengertian Ringkasan
Ringkasan adalah presentasi dari kejadian atau peristiwa yang panjang disajikan secara singkat, padat dan jelas.
Ringkasan itu sendiri adalah hasil dari karangan yang asli sehingga dalam penyajiannya harus tetap mempertahankan urutan dan rumusan yang asli dari pengarangnya.
Ciri-Ciri Ringkasan
- Mengungkapkan kembali sebuah karangan atau naskah bacaan dalam bentuk yang padat.
Karena dalam meringkas kita hanya mengambil intisari atau ide-ide pokok suatu bacaan sehingga menjadi bentuk yang lebih padat.
- Memproduksi kembali apa yang diungkapkan pengarang dalam tulisannya, yaitu kita mengambil intisari dari apa yang diungkapkan oleh penulis yang kemudian ditulis ulang dengan bahasa kita sendiri.
- Menjaga urutan ide-ide pokok sehingga terbangun ringkasan dari naskah asli.
Dalam meringkas kita harus tetap merunut ide-ide pokok sehingga ringkasan yang kita buat tetap mewakili naskah bacaan aslinya.
- Susunan ringkasan, sudut pandang, dan isinya mengikuti naskah asli meskipun kita menuliskan kembali, namun tidak boleh keluar dari susunan naskah aslinya.
- Menuliskan kalimat-kalimat pendek yang mewakili tulisan pengarang. Pada prinsipnya eringkas berarti membuat tulisan yang panjang menjadi lebih pendek.
Oleh karena itu, kalimat-kalimat dalam ringkasanpun pendek dan padat namun tidak menghilangkan unsure-unsur estetika dari naskah aslinya.
Manfaat dari Suatu Ringkasan
Ringkasan adalah sarana untuk membantu kita dalam mengingat isi sebuah buku atau suatu uraian yang begitu panjang.
Ringkasan memuat ide-ide pokok yang mewakili setiap bacaan aslinya, sehingga dengan membaca ringkasan kita seakan-akan memahami keseluruhan buku secara utuh.
Cara Membuat Ringkasan
1. Membaca naskah asli
Langkah awal yang ahrus dilakukan seorang penulis ringkasan adalah membaca naskalh ali satu atau dua kali, bahkan dapat berulang kali hingga mengetahui kesan secara menyeluruh mengenai isi dari naskah terbseut.
Penulis juga perlu mengetahui maksud dan sudut pandang pengarang. Hal ini dapat dicapai dengan mengacu pada judul dan daftar isi.
Perincian daftar isi memiliki hubungan erat dengan judul sebuah karangan. Alinea-alinea dalam karangan menunjang pokok-pokok yang terkandung dalam daftar isi.
Maka dari itu, penulis sebaiknya memahami dengan baik daftar isi dari sebuah karangan sehingga lebih mudab mendapatkn kesan, maksud serta sudut pandang pengarang.
2. Mencatat gagasan utama
Setelah memperoleh kesan, maksud serta sudut pandang pengarang, selanjutnya penulis ringkasan gagasan-gagasan penting yang tersirat dalam bagian atau alinea itu.Tujuan dari pencatatan adalah
- Memudahkan penulis pada waktu meneliti kembali apakah pokok-pokok yang dicatat itu penting atau tidak.
- Catatan itu menjadi dasar bagi pengolahan selanjutnya
- Mengadakan reproduksi
Dengan menggunakan kesan umum dan catatan-catatan yang diperoleh maka seorang penulis sudah siap untuk memulai membuat ringkasan.
Dalam ringkasan urutan isi disesuaikan dengan urutan naskah asli. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah
- Gunakan kalimat tunggal dalam menyusun ringkasan. Karena kalimat majemuk menunjukkan ada dua gagasan atau lebih yang bersifat parallel. Bila ada kalimat majemuk telitilah kembali apa bisa dijadikan kalimat tunggal.
- Ringkaslah kalimat menjadi frase dan frase menjadi kata.
- Besarnya ringkasan tergantung jumlah alinea dan topic utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Aline ayng mengandung ilustrasi, contoh, deskripsi dan lain sebagainya dapat dihilangkan kecuali yang dianggap penting.
- Jika memungkinkan buanglah semua keterangan atay kata sifat yang ada.
- Pertahankan semua gagasan asli dan urutan naskahnya.
Contoh Ringkasan
Berau Bara Abadi merupakan perusahaan pertambanga batubara yang terletak di Kampung Gunung Sari, Kecamatan Segah, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Dalam perencanaan penambangan endapan batubara perlu dilakukan analisis kestabilan lereng.
Hal ini disebabkan karena adanya kegiatan penambangan seperti penggalian pada suatu massa batuan akan menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tegangan pada lereng tersebut yang mengakibatkan terganggunya kestabilan lereng tersebut dan pada akhirnya dapat menyebabkan rayapan bahkan lereng longsor.
Oleh karena itu PT. Berau Bara Abadi mengadakan penyelidikan geotenik di empat lubang bor, yaitu GT 01, GT 02, GT 03 dan GT 04. Dari setiap lubang bor tersebut akan diambil beberapa conto batuan yang akan diuji sifat fisik dan mekanik batuan di laboratorium.
Dari hasil uji laboratorium tersebut diperoleh karakteristik dari massa batuan yang kemudian akan digunakan sebagai masukan dalam perancangan lereng. Untuk variasi material pembentuk lereng mengikuti litologi.
Metode yang digunakan dalam analisis kestabilan lereng metode elemen hingga dengan menggunakan bantuan Metode Elemen Hingga. Nilai Strength Reduction Factor (SRF) minimum yang direkomendasikan untuk lereng keseluruhan SRF >1,20.
Pendekatan yang dilakukan dalam menganalisis kemungkinan longsor yang akan terjadi pada daerah penelitian dengan memanfaatkan kontur regangan dari hasil analisis dengan metode elemen hingga disamping itu juga dipengaruhi oleh nilai kuat tekan batuan.
Menurut Bieniawski, (1973), tanah adalah suatu material bentukan alam yang memiliki kuat tekan kurang dari 1 MPa, dan menurut Johnstone, (1991) Batuan lunak adalah suatu material yang memiliki kuat tekan antara 0,25MPa – 25MPa Longsor busur dapat terjadi pada tanah atau batuan lunak.
Parameter sifat fisik dan sifat mekanik yang digunakan dalam perancangan lereng keseluruhan adalah hasil pengujian di laboratorium mekanika batuan dan mekanika tanah. Kriteria keruntuhan yang digunakan adalah kriteria Mohr-Coulomb.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan, bahwa rekomendasi untuk geometri lereng penambangan yaitu lebar berm 5 m, tinggi 5 m dengan sudut kemiringan 450.
Geometri lereng keseluruhan untuk Penampang A-A’ dengan tinggi 51,13 m dan sudut kemiringan sebesar 31o, untuk lereng Penampang E-E’ dengan tinggi 66,61m dan sudut kemiringan sebesar 29o.
Potensi longsor yang mungkin terjadi di daerah penelitian adalah longsor busur. Faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan lereng adalah geometri lereng, dan tinggi muka air tanah.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai Stabilisasi lereng dengan menggunakan teknik Water Control yaitu dengan cara pengendalian air permukaan dan pengendalian air tanah.
Sekarang sudah paham, kan, cara membuat ringkasan? Ternyata tidak sesulit seperti yang dibayangkan.
Nah, segitu dulu pembahasan kali ini, sampai jumpa di pembahasan selanjutnya~