Siapa di sini yang akhir-akhir ini merasa kepanasan? Padahal udah bulan Oktober dan seharusnya masuk musim penghujan.
Di kota Semarang suhu udara dapat mencapai 35 derajat, dan ternyata hal ini tidak hanya terjadi di kota Semarang saja. Suhu kota-kota di Jawa saat ini berkisar antara 33-35 derajat Celcius. Jelas saja hal itu membuat kita merasa kepanasan.
Namun tenang saja, suhu dengan rentang 33-35 derajat memang panas, tetapi untuk wilayah beriklim tropis seperti Indonesia itu masih normal dan biasa.
Sebenarnya ada banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan suhu di kota-kota besar akhir-akhir ini, namun diantara hal yang menyebabkannya adalah…
Posisi Matahari
Temperatur udara meliputi dua aspek yaitu derajat dan intensitas radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi.
Intensitas radiasi matahari berdasarkan waktu tergantung pada letak garis lintang bumi terhadap matahari dan kondisi atmosfer. Sedangkan berdasarkan posisinya, sinar matahari tergantung pada posisi matahari sendiri pada bumi apakah terletak di atas garis ekuator atau khatulistiwa atau jauh dari posisi garis khatulistiwa di bumi.
Saat posisi matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa maka intensitas radiasi matahari akan semakin kuat, dan sebaliknya, jika berada jauh dari garis khatulistiwa maka intensitasnya akan semakin berkurang.
Jika kita tinjau dari keberadaan Matahari… posisi matahari saat ini sedang berada di belahan bumi selatan, di sekitar wilayah Indonesia. Sehingga kita secara langsung menerima paparan dari sinar matahari hampir tegak lurus.
Sebenarnya posisi matahari tepat melewati garis ekuator bumi pada 23 September 2018 lalu, yang disebut dengan equinox.
Namun, lantaran gerak semu matahari bergerak ke belahan bumi selatan, maka saat ini posisi matahari berada di 6 derajat Lintang Selatan (dekat dengan Pulau Jawa) antara tanggal 5 sampai 10 Oktober.
Kelembaban Udara Rendah
Pada bulan September-Oktober ini kondisi kelembaban udara sedang rendah yang menyebabkan udara semakin panas.
Kelembaban udara sendiri merupakan tingkat kebasahan udara atau tingkat kandungan uap air di dalam udara.
Kelembaban udara berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan tingginya suhu udara akan terjadi presipitasi (pengembunan) molekul.
Kelembaban udara ini juga sangat berpengaruh dalam proses pembentukan dan pertumbuhan awan hujan.
Jika kelembaban udara rendah, maka proses penumbuhan awan hujan pun menjadi lebih kecil. Hal ini dapat menyebabkan potensi hujan juga menjadi relatif lebih kecil dan meningkatkan suhu udara.
Kesimpulan
Kondisi panas ini disebabkan oleh dua hal:
- Posisi matahari yang berada di belahan Bumi selatan dekat Indonesia
- Kelembaban udara yang rendah
Tapi tenang saja, kondisi panas ini normal kok. Jadi tak ada yang perlu dikhawatirkan.
Referensi
- https://sains.kompas.com/read/2018/10/09/110107723/merasa-jakarta-dan-se-jawa-panas-jangan-heran-ini-yang-terjadi.
- Korelasi Temperatur Udara dan Intensitas Radiasi Matahari Terhadap Performansi Mesin Pendingin Siklus Adsorpsi Tenaga Matahari – Portal Garuda
- http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2018/10/08/matahari-tegak-lurus-alasan-cuaca-terasa-lebih-panas-di-jawa-barat-431302
- https://ilmugeografi.com/