Evolusi? Aku tidak percaya evolusi, dan siapa pula yang mau mengakui bahwa nenek moyang kita adalah seekor kera?!
Miskonsepsi atau kesalahpahaman tentang evolusi disebabkan ketidakmauan dan ketidaksediaan mempelajari teori dan fakta ilmiah ini secara lengkap, ditambah dengan sifat dasar manusia yang sombong dan bias.
Berikut ini adalah lima miskonsepsi terkait evolusi yang paling umum.
1. Manusia berasal dari Kera
Ini adalah miskonsepsi yang paling umum, yang akhirnya mengantarkan banyak dari kita kepada miskonsepsi selanjutnya.
Hal ini tidak benar, teori evolusi tidak mengatakan demikian.
Tidak dapat dipastikan darimana kesalahpahaman ini terjadi, mungkin saja dari guru-guru kita yang terlalu menyederhanakan materi pelajaran biologi evolusi, atau dari media dan populasi mayoritas kita yang mendapat pemahaman yang salah.
Pada klasifikasi taksonomi biologi, spesies manusia termasuk dalam keluarga primata besar, seperti orangutan dan gorilla. Dan benar bahwa spesies yang paling mirip dengan kita (Homo Sapiens) adalah spesies simpanse.
Bagaimanapun hal ini bukan berarti kita manusia berasal dari monyet atau simpanse.
Kita berbagi leluhur yang sama dengan primata kera dunia lama dan memiliki sedikit sekali hubungan dengan kera dunia baru.
Harusnya proses evolusi dipahami seperti diagram berikut ini

Diagram pohon evolusi manusia
Bukan dipahami sebagai proses perubahan ajaib seperti ini:

Skema yang kurang tepat terkait evolusi
2. Evolusi hanyalah “teori” bukan fakta
Benar, evolusi memang merupakan teori. Tapi bukan berarti ia sekedar teori seperti yang biasa kita bilang di kehidupan sehari-hari.
Pemahaman masyarakat awam mengenai arti teori adalah berbeda dengan apa yang disebut teori ilmiah.
Pada kehidupan sehari-hari teori dimaksudkan memiliki arti yang sama dengan apa yang disebut oleh ilmuwan sebagai hipotesis. Tapi ini tidak sama dengan teori evolusi.
Evolusi adalah teori ilmiah, yang artinya teori tersebut telah diuji berkali-kali dan telah dilengkapi dengan banyak bukti dan data sepanjang waktu.
Teori ilmiah merupakan keseluruhan suatu fakta. Jadi, evolusi tidak sekedar teori biasa, evolusi juga merupakan fakta karena telah memiliki bukti yang banyak.
3. Satu individu dapat berevolusi langsung
Mungkin mitos ini muncul karena definisi evolusi yang terlalu disederhanakan menjadi “perubahan selama beberapa waktu”.
Satu individu tidak dapat berevolusi, ia hanya dapat beradaptasi dengan lingkungannya agar bisa tahan hidup lebih lama. Ingatlah bahwa seleksi alam adalah mekanisme evolusi.
Karena seleksi alam membutuhkan lebih dari satu generasi untuk terjadi, individu tidak dapat berevolusi. Hanya populasi yang dapat berevolusi.
Kebanyakan makhluk hidup membutuhkan lebih dari satu dirinya untuk menghasilkan keturunan dengan reproduksi seksual. Ini sangatlah penting dalam pemahaman evolusi karena kombinasi baru dari gen yang karakteristik kodenya tidak dapat dibuat dengan hanya satu individu saja.
(Kecuali pada suatu kasus pada mutasi genetik yang langka).
4. Evolusi membutuhkan waktu yang lama, sangaaat lama
Bukankah ini memang benar? Bukannya tadi kita mengatakan evolusi membutuhkan lebih dari satu generasi? Ya memang membutuhkan lebih dari satu generasi.
Waktu berlangsungnya evolusi berbeda-beda pada setiap organisme makhluk hidup. Ada organisme yang tidak memerlukan waktu terlalu lama untuk melahirkan beberapa generasi.
Makhluk hidup sederhana seperti bakteri atau virus bereproduksi relatif cepat dan beberapa generasi yang berbeda dapat diamati dalam selang waktu hari atau bahkan jam!
Faktanya evolusi yang terjadi pada bakteri menghasilkan masalah bagi manusia yang disebut resistansi antibiotik yang mengakibatkan generasi spesies bakteri menjadi semakin tahan dengan antibiotik yang sama yang diberikan pada generasi spesies bakteri sebelumnya.
Evolusi yang terjadi pada makhluk hidup kompleks membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat diamati, tapi masih bisa kita amati. Karakteristik populasi manusia seperti tinggi badan dapat dianalisa dan diamati perubahannya dalam waktu kurang dari 100 tahun.
5. Jika percaya evolusi maka tidak memercayai Tuhan
Tidak ada pada teori evolusi yang bertentangan dengan eksistensi adanya kekuatan maha dahsyat di alam semesta.
Ada hal yang memang memiliki tantangan pada interpretasi literal kitab suci dan beberapa cerita fundamentalis teori penciptaan (kreasionisme), tapi evolusi dan sains secara keseluruhan tidak menyerang keimanan supranatural.
Sains hanyalah cara untuk menjelaskan apa yang terjadi di alam semesta.
Banyak ilmuwan evolusi yang juga mempercayai adanya Tuhan dan religius. Hanya karena dirimu mempercayai satu hal, tidak berarti kamu tidak dapat percaya pada hal lainnya.
Lima miskonsepsi di atas adalah kesalahpahaman yang paling banyak ditemui terkait teori evolusi. Masih banyak hal lainnya, dan tentu saja dibutuhkan pemahaman yang lebih lengkap terlebih dahulu terkait teori evolusi itu sendiri.
Nantikan pembahasan selanjutnya yang lebih detail lagi.