Seberapa bahayakah mie instan itu sebenarnya? (Penjelasan Ilmiah)

Ringkasan

  • Pada dasarnya, mie instan adalah makanan yang aman untuk dikonsumsi.
  • Anggapan bahwa mie instan susah dicerna dan akan mengembang di usus tidak benar
  • Mengandalkan mi instan sebagai satu-satunya sumber makanan tidaklah dibenarkan. Tubuh masih butuh asupan nutrisi lainnya untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang setiap hari.

 

Ikuti Saintif di sosial media ya untuk mendapatkan informasi sains menarik lainnya

@saintifcom   Saintif

 


Dalam seminggu berapa kali kamu makan mie instan? Satu kali, dua kali, atau bahkan mie instan sudah menjadi makanan andalan pengganti nasi?

Tidak hanya di Indonesia, mie instan telah menjadi makanan enak yang populer dimakan di seluruh dunia.

Meskipun tidak mahal dan mudah disiapkan, ada kontroversi mengenai apakah mie instan memiliki efek kesehatan yang merugikan atau tidak.

Artikel ini membahas kemungkinan dampak mie instan terhadap kesehatan.

 

Apa mie instan itu?

Mie instan adalah jenis mie yang sudah dimasak, biasanya dijual dalam kemasan tersendiri atau dalam mangkuk.

Bahan-bahan khas dalam mie termasuk tepung, garam dan minyak sawit. Paket penyedap umumnya mengandung garam, bumbu dan monosodium glutamat (MSG).

Related image
Mie instan yang banyak beredar di pasaran

Seiring dengan perkembangannya mie dibuat dipabrik, dikeringkan dan dikemas. Kita tinggal memasak atau merendam balok mie dalam air panas dengan bumbu sebelum dimakan.

 

Kandungan nutrisi dalam mie instan

Meskipun ada banyak variasi  antara berbagai merek dan rasa mie instan yang tentunya memiliki kandungan nutrisi yang berbeda, sebagian besar jenis memiliki nutrisi tertentu yang sama.

Yaitu sebagian besar jenis mie instan cenderung rendah kalori, serat dan protein, dengan jumlah lemak, karbohidrat, natrium, dan mikronutrien tertentu yang lebih tinggi.

Berikut perbandingan kandungan mie instan dari berbagai macam bahan baku.

Dalam satu porsi mie instan merek tertentu mengandung:

  • 219 kalori yang mengandung 14% lemak, 73% karbohidrat, dan 13% protein
  • 3,3 gram total lemak
  • 40,02 gram karbohidrat
  • 7,22 gram protein
  • 46 mg kolesterol
  • 378 mg sodium
  • Vitamin A 1%
  • Kalsium 2%
  • Zat besi 13%

Jika dilihat berdasarkan dari data diatas, mie instan mengandung kalori yang normal sehingga tidak menjadi pemicu kenaikan berat badan.

Perlu juga dicatat bahwa ada beberapa mie khusus yang tersedia yang dipasarkan sebagai pilihan yang lebih sehat, yang dibuat menggunakan menggunakan biji-bijian utuh atau memiliki jumlah natrium atau lemak yang lebih rendah.

 

Ancaman tersembunyi mie instan

Permintaan global untuk mie instan meningkat, terutama di negara-negara Asia.

Namun nyatanya dalam sebungkus mi instan juga terkandung banyak zat aditif, seperti Monosodium glutamat (MSG) yang bertanggung jawab atas rasa gurih pada makanan.

Image result for msg

Meskipun FDA mengakui MSG sebagai aman untuk dikonsumsi, namun dampak potensial terhadap kesehatan tetap kontroversial.

MSG yang dapat menyebabkan disfungsi dan kerusakan otak pada berbagai derajat, bahkan berpotensi memicu atau memperburuk ketidakmampuan belajar, penyakit Alzheimer, dan masih banyak lagi.

Selain itu mie instan juga memiliki kandungan lemak jahat dan kandungan garam yang tinggi. Lemak jahat dapat menyebabkan inflamasi hingga penyakit jantung, stroke dan masalah pencernaan.

Kandungan garam yang tinggi jika terus dikonsumsi dapat menyebabkan tekanan darah tinggi yang menganggu kinerja jantung dan organ tubuh lain.

Jika kita lihat dari kandungan serat dan protein pada mie instan juga terbilang rendah, padahal serat penting untuk sistem pencernaan dan protein bermanfaat untuk pertumbuhan dan pemeliharaan sel tubuh.

Related image
Sindrom metabolik

Hasil penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition the Journal of Nutrition (Instant Noodle Intake and Dietary Patterns Are Associated with Distinct Cardiometabolic Risk Factors in Korea) menjelaskan mereka yang mengonsumsi mi instan memiliki risiko signifikan lebih besar terserang sindrom metabolik, dibandingkan yang hanya mengonsumsi sedikit.

Mereka yang mengonsumsi mi instan lebih dari dua kali seminggu, 68 persen lebih mungkin terserang sindrom metabolik.

Sindrom metabolik sendiri merupakan, sekelompok gejala seperti obesitas, tekanan darah tinggi, peningkatan kadar gula darah yang tinggi, peningkatan trigliserida yang tinggi, dan tingkat kolesterol HDL yang rendah.

 

Cara penyajian dan konsumsi

Menurut Prof Hardiansyah (ahli gizi, Intitut Pertanian Bogor), mie instan bukan makanan berbahaya karena telah memiliki label Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pasti aman dikonsumsi.

Kandungan bahan pengawet yang terdapat dalam mie instan tidak berbahaya jika dikonsumsi dalam batas normal.

Anggapan mie yang susah dicerna dan akan mengembang di usus pun juga tidak benar karana jika terbukti benar, setelah makan mi badan kita akan terasa lemas.

Prof Hardi justru mengatakan yang seringkali membuat mi menjadi tidak sehat dikonsumsi adalah cara penyajiannya dan konsumsinya. Orang sering menganggap makan mi cukup untuk memenuhi asupan makanan setiap hari karena makan mi membuat perut cukup kenyang.

Mengandalkan mi instan sebagai satu-satunya sumber makanan tidaklah dibenarkan.
Tubuh masih butuh asupan nutrisi lainnya untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang setiap hari.

 

Mie instan juga membantu

Dibalik dampak negatif yang dapat ditimbulkan konsumsi secara berlebih, pada kenyataannya mie instan juga banyak membantu dan memiliki potensi yang besar.

  • Dalam bencana alam misalnya.

Mi instan kerap ambil bagian dari misi kemanusian seperti bencana alam di dalam dan luar negeri. Mi instan hampir ada setiap paket bantuan karena selain praktis dan mudah dikonsumsi, mi instan juga relatif mudah diterima semua kelas sosial.

Dalam sebuah peta sumber daya logistik makanan yang dibuat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 2010, mie instan hampir selalu masuk dalam daftar bahan pangan untuk bantuan bencana, selain beras dan makanan tambahan lainnya.

  • Menurunkan kasus malnutrisi

Beberapa ahli juga melihat mi instan memiliki potensi besar untuk menurunkan kasus malnutrisi. Mi instan dapat dijadikan alat untuk menambah asupan vitamin dan mineral.

 

Kesimpulannya

Konsumsi mie instan dalam jumlah berlebih dapat menyebabkan munculnya dampak negatif terhadap kesehatan. Konsumsi mie instan dalam jumlah wajar tetap aman dengan tetap memenuhi asupan tubuh dengan gizi seimbang.

Inovasi dalam pengembangan mie intan perlu terus dilakukan, mengingat besar potensinya untuk menurunkan kasus malnutisi, kebencanaan, dan sebagainya.

 

Referensi

 

Artikel Terkait