Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ‘dialek’ memiliki arti sebagai berikut:
- dialek: /di·a·lek/ /dialék/ n Ling variasi bahasa yg berbeda-beda menurut pemakai (msl bahasa dr suatu daerah tertentu, kelompok sosial tertentu, atau kurun waktu tertentu);
- dialek regional: dialek yg cirinya dibatasi oleh tempat, msl dialek Melayu Manado, dialek Jawa Banyumas;
- dialek sosial: dialek yg dipakai oleh kelompok sosial tertentu, msl dialek wanita dl bahasa Jepang;
- dialek temporal: dialek dr bahasa yg berbeda-beda dr waktu ke waktu, msl apa yg lazim disebut bahasa Melayu kuno, Melayu Klasik, dan Melayu Modern, masing-masing adalah dialek temporal dr bahasa Melayu;
- dialek tinggi: variasi sosial atau regional suatu bahasa yg diterima sbg standar bahasa itu dan dianggap lebih tinggi dp dialek-dialek lain
Penjelasan Arti ‘Dialek’ di Kamus Besar Bahasa Indonesia
Dialek adalah perbedaan cara berbicara dalam suatu bahasa yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti daerah asal, kelompok sosial, atau perubahan waktu. Dalam bahasa yang lebih sederhana, kita bisa memahami dialek sebagai varian dari bahasa utama yang mengalami modifikasi unik berdasarkan pengaruh tertentu.
Misalnya, kamu mungkin pernah mendengar orang berbicara bahasa Indonesia dengan cara yang berbeda-beda.
Ini karena mereka menggunakan dialek yang khas dari daerah mereka. Dialek regional ini memberikan identitas khas yang menunjukkan asal seseorang.
Sebagai contoh, ada dialek Melayu Manado dari Sulawesi Utara atau dialek Jawa Banyumas dari Jawa Tengah. Setiap dialek ini punya ciri khas dalam intonasi, pilihan kata, hingga struktur kalimat yang berbeda dari bahasa umum yang kita kenal.
Kemudian ada pula dialek sosial, yang biasanya dipakai oleh kelompok sosial tertentu.
Misalnya, dalam bahasa Jepang, terdapat cara berbicara yang biasanya lebih sering digunakan oleh wanita. Ini menunjukkan bahwa bahasa juga bisa berubah dan menyesuaikan diri tergantung siapa yang berbicara, juga bisa tergantung pada konteks sosialnya.
Selain itu, ada dialek temporal, yang adalah perubahan bahasa yang terjadi dari waktu ke waktu.
Sebagai contoh, bahasa Melayu yang kita kenal memiliki beberapa versi sejarah seperti Melayu kuno, Melayu Klasik, dan Melayu Modern. Meskipun masih terhubung satu sama lain, masing-masing memiliki karakteristik yang menonjolkan periode waktu tertentu ketika dialek tersebut digunakan.
Terakhir, dialek tinggi biasanya merujuk pada versi dari bahasa yang dianggap sebagai standar atau formal.
Dialek ini sering dianggap lebih ‘benar’ atau lebih prestisius dibandingkan dengan dialek lain. Biasanya, dialek tinggi ini menjadi acuan dalam pendidikan, media massa, dan komunikasi resmi.
Jadi, dialek bukan hanya tentang aksen atau logat belaka, tapi juga tentang kekayaan dan variasi dalam bahasa yang bisa memberitahu kita lebih banyak tentang identitas dan sejarah pembicaranya.