Fisikawan Teoritis di Balik Pengembangan Bom Atom

Berbicara mengenai pengembangan awal bom atom di tahun 1940-an, ada dua nama fisikawan besar yang patut disebut:

  • John Oppenheimer
  • Werner Heisenberg

Oppenheimer menjadi tokoh sentral dalam pengembangan bom atom di Amerika, sementara Heisenberg di Jerman—di mana kedua negara tersebut saling berseteru.

Menariknya, baik Oppenheimer dan Heinsenberg ini basisnya adalah fisikawan teoritis dan sama-sama belum pernah “mengerjakan project nyata”.

John Oppenheimer

John Robert Oppenheimer

Oppenheimer berkarya di dua bidang penting fisika modern sekaligus:

  • Di mekanika kuantum, dia mencetuskan Born-Oppenheimer Approximation untuk fungsi gelombang dari partikel
  • Sementara di bidang relativitas umum, dia menjadi pelopor teori modern bintang neutron dan lubang hitam

Werner Heisenberg

Werner Heisenberg

Heinseberg jelas tidak kalah hebat dibanding Oppenheimer.

Dia meraih penghargaan Nobel fisika atas sumbangsihnya dalam membuat pijakan dan pondasi dasar dari mekanika kuantum.

Salah satu penemuannya yang terkenal adalah Prinsip Ketidakpastian Heisenberg, yang mendobrak pemahaman fisika klasik dalam melihat partikel subatomik.

Proyek Bom Atom

Baik Oppenheimer dan Heisenberg sama-sama “terpaksa” keluar dari zona nyamannya.

Mereka keluar dari kebiasaan mencorat-coret kertas dan memikirkan ide fisika secara teoritis, menjadi pemimpin proyek paling ambisius yang bertujuan untuk mengakhiri Perang Dunia kedua.

Iya, walaupun berseberangan, tujuan keduanya sama. Yang berbeda hanya apakah yang berhasil membuat bom atom dan mengakhiri perang itu Amerika ataukah Jerman.

Tapi, pelajaran terpentingnya bukan itu.

Menurut saya, pelajaran penting dari Oppenheimer dan Heisenberg adalah bahwa mempelajari sesuatu secara teoritis bukan berarti membatasi diri hanya pada sebuah makalah atau coretan kertas saja.

Baik Oppenheimer dan Heisenberg sama-sama memiliki visi yang jauh. Bukan hanya melihat fisika di dunia fana, tapi juga tentang menerapkannya di dunia nyata.

Akhir Perlombaan Bom Atom

Pada akhirnya, Heisnberg memang kalah dalam perlombaan pengembangan bom atom.

Laboratoriumnya sempat meledak saat percobaan reaksi berantai dalam pemecahan inti uranium. Tapi dia masih kembali dan melanjutkan penelitian itu.

Sampai akhirnya dia dan tim ilmuwannya tertangkap oleh tentara Amerika Serikat pada misi Alsos, sehingga ia tidak bisa melanjutkan pengembangan bom atomnya.

Sementara itu, di waktu yang bersamaan Oppenheimer mendapatkan progress yang sangat cepat baik dalam usaha mendapatkan reaksi berantai, serta produksi uranium dan plutonium sebagai “bahan bakar” utama dari bom atom.

Tanggal 16 Juli 1945 percobaan pertama peledakan bom atom dari Manhattan Project yang dipimpin Oppenheimer berhasil.

Dan mengikuti keberhasilan itu, selang tiga pekan, bom atom telah siap dibawa pasukan Amerika Serikat untuk diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di Jepang.

5/5 - (1 vote)
Menyelesaikan studi di Departemen Fisika Universitas Diponegoro. Aktif menulis berbagai topik sains populer.