source : motogp.com

Baru saja kita menyaksikan, pembalap ikonik bernomor 93 melengkapi gelar juara dunianya yang ke 7 di ajang MotoGP World Championship.

Yap, siapa yang tidak tahu Marc Marquez Pembalap Repsol Honda yang memang dikenal dengan gaya balapnya yang agresif dan konsisten sepanjang musim, hal tersebut berhasil membawanya meraih gelar juara dunia ke 7-nya.

Namun tahukah kalian bahwa terdapat riding style yang efektif dari Marc itu sendiri.

Kalau kamu memerhatikan dengan seksama, satu-satunya pembalap musim ini dengan gaya menikung yang paling extreme ialah Marc seorang.

Kok bisa disebut paling extreme ?

Yuk dikupas bareng-bareng !

Kuda besi motogp

source: motogp.com

Mengutip Motogp.com, dengan kecepatan maksimal mencapai 350 km/jam, para pebalap MotoGP dituntut untuk bisa melibas tikungan dengan kecepatan tinggi pula.

Oleh karena itu kita akan melihat mereka memiringkan motor hingga seperti bergantung pada motornya saat menikung dan setang motor nyaris menyentuh aspal.

Disokong oleh teknologi ban khusus dari Bridgestone, pemasok ban tunggal untuk MotoGP, para pebalap kelas dunia ini mampu melewati tikungan dengan sudut kemiringan motor hingga 64 derajat.

Sudut kemiringan yang paling besar jika dibandingkan dengan kemampuan menikung motor-motor lain, termasuk motor Superbike (WSBK).

Menurut hitungan, motor MotoGP bisa lebih miring 13 derajat ketimbang Superbike.

Lalu pertanyaannya adalah, kok bisa ya semiring itu dan ga jatuh?

Jawabannya adalah dengan menerapkan ilmu fisika.
Ternyata, peristiwa menikung ini banyak memanfaatkan hukum fisika dan dapat dijelaskan sebagai berikut.

Hukum Inersia

Hukum inersia (Hukum I Newton) mengemukakan jika tidak terdapat penyebab tertentu, maka benda cenderung mempertahankan keadaan awalnya.

Pada mulanya pembalap bergerak lurus ke arah tertentu, lalu tiba-tiba harus menikung. Harus ada penyebab tertentu agar pembalap dapat mengikuti lintasan jalan yang akan menikung.

Gaya Gesek

Dan penyebab ini adalah gesekan. Gesekan ini tercipta salah satunya dengan cara memperlambat laju kendaraan. Jadi, di sini gesekan yang merugikan justru menyelamatkan nyawa pembalap.

Ketika memutar setang atau kemudi kendaraan akan melaju ke arah tertentu, ini hanyalah membantu mengarahkan kendaraannya untuk mengikuti jalur tikungan.

Gaya geseklah yang tetap merupakan pahlawan utama yang menyebabkan pembalap dapat menikung. Tanpa adanya gaya gesek ini, bagaimana pun para pembalap memutar kemudi, mereka akan tetap tidak akan berhasil menikung.

Tetapi mengapa harus melambatkan kendaraan?

Gaya Sentripetal

Ketika bergerak menikung, maka bekerja gaya sentripetal pada pembalap. Gaya sentripetal ini bekerja menarik pembalap ke arah titik pusat lengkungan tikungan dan disuplai oleh gaya gesekan.

Karena gaya sentripetal sebanding dengan kuadrat kecepatan, berarti semakin besar kecepatan motor pembalap, semakin besar gaya sentripetal yang dialami.

Karena gaya gesekan sebenarnya bekerja pada permukaan yang bersentuhan antara ban motor dengan jalan, sementara pembalap dan motor adalah sebuah benda pejal.

Maka keberadaan gaya gesekan ini juga sebenarnya dapat menyebabkan pembalap terpuntir (mengalami gerak rotasi seperti biasa terjadi pada pembalap yang mengalami kecelakaan akibat kecepatan yang terlalu tinggi pada saat menikung)

Oleh karena itu, untuk menghindari hal yang sama sekali tidak diinginkan ini, pembalap harus mengurangi kecepatan.

Dengan mengurangi kecepatan, maka gaya gesekan yang akan menyebabkan puntiran berkurang sehingga mereka dapat mengantisipasinya dengan memiringkan tubuh sehingga gaya puntir akibat gesekan diimbangi oleh gaya berat tubuhnya.

Jadi jelaslah bahwa gesekan sangat membantu di sini.

Tetapi ada masalah lain. Ban kendaraan akan cepat aus saat ada tikungan.

Bisakah kita menikung tanpa terlalu banyak mengandalkan gaya gesekan sehingga ban motor bisa awet dan keselamatan kita tetap terjaga?

Jalanan Landai

Untuk mengurangi pengaruh gaya gesekan pada saat menikung, jalan biasanya dibuat miring dengan sudut kemiringan tertentu.

Ini dimaksudkan agar gaya normal yang dikerjakan oleh jalan terhadap kita memiliki komponen dalam arah pusat kelengkungan tikungan.

Dalam kondisi ini, maka selain gaya gesekan, komponen gaya normal juga memberi kontribusi terhadap gaya sentripetal sehingga tugas gaya gesekan menjadi jauh lebih berkurang.

Dampaknya adalah gesekan ban dengan jalan jauh lebih kecil sehingga ban motor tidak akan cepat aus.

Wah miring banget yak! eits tapi itu belum paling miring!

Rekor 64 derajat tersebut pernah dipecahkan oleh Marc Marquez, doi nikung di kemiringan 68 derajat…. mantap betul.

Marc sendiri terkenal menggunakan riding style elbow-shoulder out, teknik tersebut memang jarang digunakan oleh para pembalap, dan teknik tersebut bisa memaksimalkan kemiringan pembalap saat memasuki tikungan.

Keren bingitzzzz, sekali lagi selamat buat Marc atas gelar juaranya yang ke 7.

Jadi, kamu mau belajar nikung sama Marc gak? buat menikung doi  dari dirinya hihihiihi

Inget prinsip fisika ini terus ya!

Referensi:

  • http://www.motogp.com/en/news/2013/09/26/the-lean-angle-experience/162596
  • https://science.howstuffworks.com/innovation/scientific-experiments/newton-law-of-motion1.htm
  • https://www.gooto.com/read/613712/mengurai-jurus-rahasia-marc-marquez
  • https://beritagar.id/artikel/otogen/mengenal-gaya-menikung-ekstrem-pebalap-motogp

 


Tulisan ini adalah kiriman penulis. Kamu juga bisa membuat tulisanmu sendiri di Saintif dengan bergabung di Saintif Community