Contoh kenakalan remaja ada bermacam-macam seperti merokok, membolos sekolah, tawuran, balapan liar dan masih banyak lagi.
Hal ini terjadi karena masa remaja adalah masa mengenali jati diri. Karena akibat pengaruh lingkungan dan kurangnya kontrol orang tua inilah yang sering menyebabkan terjadinya kenakalan remaja.
Kenakalan remaja adalah suatu perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan oleh seorang remaja baik secara sendirian maupun secara kelompok yang sifatnya melanggar ketentuan-ketentuan hukum, moral, dan sosial yang berlaku di lingkungan masyarakatnya (Singgih, 1978).
Intinya kenakalan remaja yaitu suatu perilaku menyimpang dari atau melanggar hukum (Sarwono, 2002:207), dan perilaku melanggar hukum yang dilakukan oleh orang muda yang biasanya di bawah umur 16-18 tahun (Musen dkk, 1994:557).
Menurut Kartono, ilmuan sosiologi “Kenakalan remaja atau dalam bahasa Inggris di kenal dengan istilah juveline delinquency merupakan gejala patologis pada remaja disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial.
Berikut adalah beberapa jenis kenekalan yang dilakukan remaja:
Fungsi utama narkotika dalam segi medis adalah sebagai analgetik untuk mengurangi rasa sakit dan penenang yang hanya digunakan di rumah sakit untuk orang yang menderita sakit berat (misalkan kanker) dengan rekomendasi dokter atau diberikan kepada orang-orang yang akan menjalani operasi.
Di samping itu, narkotika juga menimbulkan efek halusinasi (khayalan), impian yang indah atau rasa nyaman. Dengan timbul efek halusinasi inilah yang menyebabkan sekelompok masyarakat terutama kalangan remaja ingin menggunakan narkotika meskipun tidak sedang menderita sakit.
Hal itulah yang mengakibatkan terjadinya penyalahgunaan narkotika. Bahaya penggunaan narkotika yang tidak sesuai dengan peraturan ialah adanya adiksi atau ketergantungan.
Adiksi adalah keracunan obat yang bersifat kronik atau periodik sehingga penderita kehilangan kontrol terhadap dirinya dan menimbulkan kerugian terhadap dirinya sendiri dan masyarakat.
Beberapa jenis tanaman bahan narkotika dan obat bius antara lain candu atau opium, morfin, alcohol, kokain, ganja atau mariyuana, kafein, LSD (Lasergic Adid Diethy Lamide) dan tembakau jika disalahgunakan akan menimbulkan adiksi.
Perilaku seksual di luar nikah terjadi di kalangan remaja sebagai akibat masuknya kebudayaan barat.
Perilaku seksual di luar nikah sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai sosial pada masyarakat Indonesia. Hubungan seksual di luar nikah menurut agama adalah dosa besar.
Perkelahian antar pelajar dapat merusak dan memperlemah persatuan dan kesatuan para pelajar dan merusak nilai-nilai sosial. Peranan organisasi pelajar seperti OSIS, Palang Merah Remaja (PMR), dan Pramuka sangat penting dalam pembentukan sikap dan tingkah laku para pelajar.
Apabila terjadi masalah, perlajar terlatih untuk menyelesaikannya dengan musyawarah atau jalur hukum bukan menggunakan kekuatan fisik.
Merupakan mengendari kendaraan dengan kecepatan yang melampaui kecepatan maksimum yang ditetapkan, sehingga dapat mengganggu bahkan membahayakan pemakai jalan yang lain juga pengandara itu sendiri.
Peredaran pornografi di kalangan pelajar baik dalam bentuk gambar-gamabr cabul atau tidak senonoh, majalah dan cerita porno yang dapat merusak moral anak, sampai peredaran obat-obat perangsang nafsu seksual, kontrasepsi, penyalahgunaan barang-barang elektronik (misalnya internet dan handphone) dan sebagainya.
Anak-anak yang suka pengrusakan terhadap barang-barang atau milik orang lain seperti mencuri, membuat corat-coret yang mengganggu keindahan lingkunga, mengadakan sabotase dan sebagainya.
Membentuk kelompok atau geng dengan ciri-ciri dan tindakan yang menyeramkan, seperti kelompok bertato, kelompok berpakaian acak-acakan, blackmetal, geng motor.
Dalam kelompok tersebut para remaja nakal melakukan tindakan yang tercela yang mengarah pada perbuatan anarkis dan mengganggu masyarakat.
Berpakaian dengan mode yang tidak sesuai dengan keadaan lingkungan, misalnya memakai rok mini, youcansee, memakai pakaian yang serba ketat sehingga terlihat lekuk tubuhnya.
Hal ini dipandang kurang sopan di mata lingkungannya dan dapat memicu orang lain untuk berbuat kejahatan yang akhirnya membahayakan diri remaja yang bersangkutan.
Dalam pengertian kenakalan, harus terlibat adanya suatu perbuatan atau tingkah laku moral, berikut adalah ciri-ciri kenakalan remaja:
Menurut bentuknya, Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan remaja ke dalam tiga tindakan yaitu sebagai berikut:
Suatu perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kediupannya.
Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan remaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
Remaja yang tidak dapat mempelajari dan membedakan tingkah laku yang bisa diterima dengan yang tidak bisa diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’.
Begitupun bagi mereka yang sudah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, tapi tidak dapat mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Tidak adanya sebuah komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga dapat memicu perilaku negatif pada remaja.
Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
Tidak adanya sebuah komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga dapat memicu perilaku negatif pada remaja. pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
Pada kenyataannya, alokasi waktu pendidikan agama di lingkungan pendidikan negara kita relatif sedikit. Meskipun standar nilai untuk pelajaran agama dana PPKN tinggi, tetapi nilai tinggi segaja didongkrak agar para murid tidak dicap tidak agamis dan tidak bermoral.
Hal ini menyebabkan kasus-kasus kenakalan remaja sangat rentan terjadi pada siswa. Semua itu karena benteng iman, ketakwaan, dan akhlak para siswa sangat rapuh karena pendidikan religi tidak memadai.
Teman yang kurang baik bisa mempengaruhi untuk melakukan tindakan kenakalan remaja.
Lingkungan yang tidak baik akan bisa mempengaruhi remaja untuk melakukan tindakan yang tidak sesuai norma.
Teknologi di era globalisasi menunjukkan pengaruh dahsyatnya sebagai faktor penyebab kenakalan remaja.