Apa itu meme sebenarnya? Mulai dari meme budaya sampai meme internet

Familiar dengan gambar diatas?

Bagi kalian penggemar film trilogi The Lord of the Ring pasti tahu siapa dia. Ya, itu adalah sebuah penggalan percakapan karakter bernama Boromir dari film The Lord of the Rings.

Mengapa ia banyak dijadikan bahan meme?

Untuk menjawab pertanyaan ini, jawabannya sesuai dengan teks yang disematkan padanya: one does not simply~

Alasan mengapa saya memilih meme di atas selain memberi contoh meme adalah karena memang tidak mudah menulis tulisan tentang meme. Mungkin karena bahasan tentang meme tergolong baru.

Kan kata ‘meme’ yang kalian tahu mungkin seperti candaan, sarkasme, politik dan lain sebagainya. Jenis meme yang seperti itu banyak dijumpai di internet.

Namun, sebenarnya bahasan meme lebih luas dari sekedar yang ada dalam internet. Untuk mengerti lebih jauh tentang meme coba baca teks berikut ini. Tapi ini sedikit rumit.

 

Apa itu Meme?

Istilah meme pertama kali dikenalkan oleh Richard Dawkins pada tahun 1976 dalam bukunya The Selfish Gene.

Ia menggunakan istilah ini tentunya untuk keperluannya sendiri yaitu menamai konsep evolusi budaya. Sebuah konsep yang menurutnya cukup penting untuk kehidupan manusia modern.

Meme merupakan unit dari penyebaran budaya, seperti lagu, gagasan, gaya busana, gaya rambut, dll. Lalu penyebaran budaya ini dalam bentuk apa? Dalam bentuk imitasi—tiruan.

Sama seperti gen yang membiakkan diri dalam lumbung gen dengan meloncat dari tubuh ke tubuh melalui sperma atau telur, meme pun membiakkan diri di dalam lumbung meme dengan meloncat dari otak ke otak melalui suatu proses yang dalam arti luas bisa disebut imitasi.”—Richard Dawkins (The Selfish Gene, Bab 11)

Untuk memahami kutipan diatas akan saya berikan contoh meme berikut.

Meme dalam musik adalah anggap terdapat beberapa baris lirik dari lagu bohemian rhapsody yang lumayan khas dan mudah diingat. Ambil saja liriknya sebagai berikut,

Easy come, easy go, will you let me go?

Bismillah! No, we will not let you go.

Let him go”

Misalnya bagian lirik ini sering saya nyanyikan cuma pada suatu momen. Momen ketika bersama teman-teman saya. Lama-kelamaan teman saya akan hafal liriknya bahkan juga nadanya. Bahkan sampai jengkel.

Di lain waktu tidak sengaja mereka mendengar lirik ini  dan secara tidak sadar akan melafalkan lagunya. Itu bisa disebut meme. Karena saya termasuk sudah memengaruhi pikiran (otak) teman saya. Kemungkinan besar teman saya tadi melakukan hal yang sama terhadap apa yang lakukan, dan menyebarkan kepada orang lain seperti wabah.

 

Meme sebagai Replikator

Dalam bukunya, Dawkins menamai meme sebagai si replikator baru. Tentunya replikator lama-nya adalah gen.

Apa sih replikator itu?

Singkatnya, replikator adalah suatu entitas yang mampu menyalin dirinya sendiri. Salinan dirinya tadi diharapkan dapat menjaga kelestarian mereka.

Ketika membahas kelestarian meme, jangan lupa pentingnya peran internet. Internet, melalui pandangan meme, adalah sebuah perangkat pembantu kelestarian dari meme itu sendiri. Contoh simple-nya, kamu tau kan meme yang sedang viral baru-baru ini “Tidak semudah itu, Fergusso.”

Saya kurang tahu darimana asal meme ini dan siapa yang pertama kali membuatnya. Tetapi, seperti yang anda lihat sekarang ini, meme ini sangat populer di dunia maya. Setidaknya untuk saat ini. Mulai dari facebook, instagram, youtube.

Para prankster youtube indonesia gencar menggunakan meme ini untuk keperluan prank-nya. Sangat kentara peran internet disini. Dengan internet, laju penyebaran meme sangat tinggi.

Tapi pertanyannya, sampai kapan meme ini viral?

 

‘Challenge’ di media sosial merupakan sebuah meme?

Untuk mempermudah penjelasan, meme diatas seperti “One does not simply”, “Tidak semudah itu, Ferguso” saya sebut sebagai ‘meme internet’. Tentunya supaya tidak tercampur-aduk dengan meme lainnya. Seperti yang kamu ketahui bahwa meme internet sepertinya memiliki suatu periode untuk viral—sering digunakan pada beberapa waktu tertentu.

Pernah mendengar Ice bucket challenge, mannequin challenge, atau harlem shake challenge?

Pasti pernah.

Itu adalah beberapa challenge yang pernah viral di internet pada beberapa waktu yang lalu. Tapi akankah kamu menemui challenge tersebut sekarang? Tidak.

Seakan challenge tadi akan digantikan dengan yang baru dan yang lebih baru lagi dan akan terus begitu. Beberapa meme, mencapai sukses jangka pendek dan menyebar dengan sangat cepat, namun tidak bertahan lama dalam lumbung meme. Challenge-challenge yang sempat viral di media sosial adalah contohnya.

Oh iya, beberapa challenge tadi termasuk meme.

Karena pada dasarnya meme adalah bentuk dari kegiatan mengkopi, meniru—menyalin. Awalnya ada orang yang membuat sebuah challenge. Kemudian orang itu menantang semua orang di dunia maya untuk melakukan challenge yang dilakukan orang tadi.

Ada dua kemungkinan yang akan terjadi selanjutnya.

  • Pertama, challenge akan gagal dan diabaikan.
  • Kedua, challenge akan berhasil dan ditiru oleh sebagian besar pengguna internet.

 

Faktor apa saja yang membuat meme yang sukses?

Ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan dari challenge tersebut. Seperti yang dikatakan Nicki Lisa Cole, Ph.D. dalam artikelnya.

“The Ice Bucket Challenge, which went viral on social media during the summer of 2014, is an example of a meme that existed both online and off. Its replicability is based on the minimal skill and resources needed to reproduce it, and that it came with a script in terms of the words spoken to the camera and the actions taken. These factors made it easily replicable, which means it has the “copy fecundity” that Dawkins says is required of memes.”—Nicki Lisa Cole, Ph.D. (What Makes Memes So Catchy?)

Intinya dari kutipan diatas adalah mengapa ice bucket challenge menjadi viral karena replikabilitasnya (kemampuan untuk ditiru) berdasarkan pada mudahnya skill dan cara yang dibutuhkan untuk meniru challenge ini.

Faktor inilah yang membuatnya mudah untuk direplikasi. Ice Bucket Challenge memiliki suatu “copy fecundity”. Copy Fecundity inilah yang seperti Dawkins katakan dibutuhkan untuk menjadi sebuah meme.

 

Faktor-faktor yang dimiliki meme

1. Umur panjang

Dengan jelas Dawkins menyatakan kalau umur panjang salinan tidaklah relatif penting. Dengan sedikit pertimbangan, saya tidak akan menjelaskannya.

 

2. Fekunditas

Fekunditas adalah kemampuan suatu entitas untuk bereproduksi (dalam hal lajunya). Dalam kasus meme reproduksi artinya penyebaran. Rupanya fekunditas jauh lebih penting daripada umur panjang suatu salinan (individu).

Misalkan, meme adalah ide. Tingkat penyebarannya dapat dilihat sejauh mana orang-orang menerima ide tersebut.

Jika ide tersebut mampu diterima oleh masyarakat luas dan diterapkan maka bisa dikatakan ide tersebut memiliki fekunditas tinggi. Begitu juga sebaliknya. Jika ide dianggap aneh dan cenderung dihindari maka fekunditasnya rendah.

 

3. Ketepatan replikasi

Sederhananya begini, ketika saya membaca buku The Selfish Gene saya memahami isi buku dengan perserpsi sendiri. Dan tentunya persepsi saya agak berbeda atau jauh berbeda dengan apa yang dimaksud Dawkins di bukunya.

Kemudian saya menceritakan kepada orang lain tentang isi buku tersebut. Dengan sengaja atau tak sengaja saya rupanya agak mengubah gagasan Dawkins melalui gagasan menurut saya dan hasil referensi dari orang lain. Anggap saja gagasan saya sebuah meme dan pemikiran orang lain sebuah meme yang berbeda dari punya saya.

Meme-meme ini akan saya tanam pada otak kalian. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa meme berkembangbiak dari otak ke otak. Seakan otak kita ini sebagai sup tempat meme berkembangbiak dan berevolusi.

Maka dari itu meme dari Dawkins (gagasannya) telah berubah melalui pencampuran meme saya dengan orang lain. Penyebaran meme ini telah mengalami mutasi. Jika saja kalian mengatakan kepada orang lain lagi dengan gagasan yang kalian buat sendiri maka meme ini akan terus-menerus mengalami mutasi dan percampuran.

Analoginya dengan gen adalah perkawinan antar spesies.

Perkawinan antar spesies merupakan proses percampuran dua gen dari dua induk untuk menghasilkan keturunan yang fertil dan bervariasi. Darwin mengatakan bahwa di dunia ini tidak ada individu yang sama sekalipun itu kembar identik, pasti ada perbedaan diantara keduanya.

Artinya setiap individu itu unik dan selalu bervariasi dari individu yang lain. Variasi-variasi nantinya akan membawa pada proses yang namanya seleksi alam. Seleksi alam menimbulkan evolusi. Bisa saja percampuran meme tadi akan memicu evolusi. Dan evolusi itu saya harap memunculkan gagasan yang brilian.

 

Apa tujuan sebenarnya dari Meme Internet?

1. Popularitas

Andaikan kamu membuat sebuah meme. Kamu memposting meme mu di media sosial. Sebut saja kalau di Indonesia itu biasanya di 1cak atau di Meme Comic Indonesia.

Para netizen ini menyukai meme mu dan mereka membagikan ke temannya. Jika temannya juga menyukai maka mereka akan melakukan hal yang sama.

Pola ini akan terus-menerus begitu dan akhirnya meme-mu viral. Bukankah artinya kamu mendapatkan popularitas dari sini?  Artinya meme yang kamu buat subur.

 

2. Media Marketing

Dengan melihat sekarang ini meme internet yang cepat menyebar, tentunya hal ini dapat digunakan sebagai sebuah alat untuk marketing. Para pebisnis seharusnya menyadari hal ini dan dapat meraup keuntungan untuk kasus ini pada produk mereka.

 


 

Referensi:

 

Artikel Terkait