Analisa teoritis dari limbah yang masuk, kultur bakteri yang berkembang dan gas berbau busuk yang tercium warga.
Belakangan ini, ramai diberitakan tentang usaha Pemprov DKI Jakarta tentang Kali Item alias kali sentiong. Berita ini mengundang berbagai diskusi publik tentang apakah penanganan yang ditawarkan oleh Pemprov DKI akan efektif? Atau hanya akan menghabiskan dana saja? Sebenarnya untuk menjelaskan suatu prediksi penyelesaian masalah, sebaiknya melihat pokok permasalahannya terlebih dahulu. Dan sains ada untuk menjelaskan asal muasal dan penyebab suatu kejadian alam.
Penjelasannya secara manusiawi akan sangat gampang! Kali item bisa berwarna hitam dan bau karena manusia membuang limbahnya ke kali tersebut. Jika cara menjelaskan alasannya seperti itu, maka solusi yang jelas di depan mata ialah manusia harus berhenti membuang sampah ke kali tersebut! Selesai!
Tetapi nampaknya cara itu sama sekali tidak bisa diterima rakyat Jakarta. Logika paling sederhana itu tertolak mentah-mentah tanpa alasan logis apapun. Dan sebagaian besar orang yang masih suka membuang sampah sembarangan berharap Pemprov melakukan sesuatu agar Kali Item tidak lagi bau, sebab mereka adalah Pemerintah, mereka harus bisa melakukan sesuatu untuk rakyatnya.
Baiklah. Jika kalian jadi pemerintah, bagaimana langkah yang tepat dalam menanggulanginya?

Source Gambar: https://naturalresources.wales/
Asal Limbah Kali Item
Di dalam sains, langkah paling pertama ialah observasi, kemudian analisis, dan terakhir sintesis. Mengetahui bahwa Kali Item itu bau dan keruh akibat pembuangan limbah merupakan observasi. Maka langkah selanjutnya ialah analisis.
Untuk bisa sampai pada sintesis, yaitu langkah yang tepat dalam menanggulangi permasalahan Kali Item, kita harus melakukan analisis. Hal ini mencakup pertanyaan-pertanyaan seperti: limbah apa saja yang masuk ke Kali Item? Mengapa menyebabkan keruh dan bau? Apa yang terjadi di lingkungan air? Senyawa apa yang tercium di udara dan menyebabkan bau?
Analisa yang tepat mengenai berbagai pertanyaan tersebut akan menentukan langkah yang tepat dalam menangani masalah Kali Item ini.
Jika kalian mencari di Google dengan kata kunci “Limbah di Kali Item” akan ada banyak informasi mengenai sumber limbah yang masuk, beberapa diantaranya ialah limbah dari industri tempe, limbah dari dua pasar yakni Sentiong dan Kemayoran, sisanya dari industri pencucian motor, beberapa industri kecil dan limbah rumah tangga.
Ketika ditanyakan, tentu saja semua industri di pinggiran kali item mengatakan bahwa bau yang ada di kali item bukan berasal dari limbah mereka. Banyak media yang menampilkan pemberitaan serupa. Nah.. Sains seharusnya hadir disini, sebagai penerang dan penengah. Apakah benar bau di kali bukan berasal dari limbah industri tersebut?
Penyebab Bau Busuk Kali Item
Ketika pertanyaan ini diajukan, maka investigasi pertama yang harus dilakukan ialah bagiamana sistem pengolahan limbah di setiap industri? Di dalam berita, disebutkan oleh seorang pengrajin tempe bahwa mereka menyaring ampas dan kulit kedelai sebelum membuang limbahnya ke Kali Item. Dengan logika mereka, seharusnya itu tidak akan menyebabkan bau busuk dan warna hitam.
Sayangnya logika itu salah kaprah. Hanya dengan secuil informasi dari media massa ini, seorang ilmuwan atau saintis dapat memprediksi apa yang sedang terjadi di lingkungan Kali Item.
Menyaring ampas dan kulit kedelai dari limbah tempe memang mengurangi dampak yang ditimbulkan di lingkungan, tetapi kandungan senyawa organik yang terlarut di dalam limbah tempe masih banyak, dan ini tidak bisa disaring.
Di dalam pengolahan limbah yang baik dan benar, biasanya selain penyaringan juga dilakukan pengendapan, ada dua cara pengendapan yakni didiamkan dalam kolam penampungan, atau dicampurkan koagulan (semacam tawas) yang bisa mengendapkan senyawa organik yang terlarut.
Dari pemberitaan yang ada, baik itu industri tahu tempe dan dua pasar yang membuang limbahnya di Kali Item tidak memiliki SOP pengolahan limbah yang benar. Tidak ada metode pengurangan senyawa organik terlarut di limbahnya. Penyaringan saja merupakan metode fisik dalam pemisahan limbah, belum mencakup pemisahan kimia.
Adanya senyawa organik terlarut di dalam limbah yang dibuang ke Kali Item inilah yang menjadi penyebab utama bau tak sedap dan warna hitam airnya. Kandungan senyawa organik yang tinggi di dalam aliran air sungai dapat menyebabkan meningkatnya populasi bakteri dan alga di aliran air tersebut. Jika ini terjadi dalam waktu yang singkat, biasanya disebut algal blooming. Hal ini pernah terjadi di Sungai Segah, Berau, Kalimantan Timur.
Warna dari Kali Item kemungkinan besar berasal dari campuran warna bakteri yang mendekomposisi limbah organik dari industri dan pasar tersebut. Seperti hal-nya manusia yang memiliki sistem eskresi (pembuangan), bakteri juga memilikinya. Zat yang dibuang bakteri berupa gas.
Memahami fakta bahwa Kali Item berbau, maka ilmuwan dapat memprediksi bahwa gas yang dibuang oleh bakteri ini berbau tajam. Biasanya gas-gas berbau tajam yang berasal dari siklus hidup makhluk hidup ialah berasal dari senyawa Nitrat dan Sulfida. Contoh paling sederhananya ialah urin yang merupakan senyawa Nitrat(NH3) dan gas manusia berupa senyawa Hidrogen Sulfida(H2S)
Dengan mengetahui hal ini, kita bisa simpulkan bahwa bakteri yang berkembang di dalam Kali Item ialah bakteri penghasil Nitrat dan Sulfida. Bakteri penghasil Nitrogen sendiri berasal dari jenis Nitrobacter, Nitrococus dan Nitrospina, sedangkan penghasil Sulfur ialah Pseudomonas, Citrobacter, Aeromonas dan E. Coli. Bakteri-bakteri itulah yang menyebabkan bau tak sedap dari Kali Item alias Sungai Sentiong.
Di sisi lain, pembuangan limbah oleh industri laundry dan pencucian biasanya berupa sisa detergen yang terlarut di air. Sisa detergen ini menyebabkan ikan kecil mati, telur ikan jadi rusak dan dalam skala parah bisa menghentikan kerja insang pada ikan dewasa (indukan). Beberapa detergen memiliki kandungan fosfat yang tinggi, hal ini dapat menyebabkan algal bloom. Seperti yang sudah aku jelaskan sebelumnya, algal bloom ini menyebabkan terjadinya warna keruh dan bau.
Mengetahui hal ini, seorang ahli lingkungan bisa menawarkan solusi yang tepat. Dengan mengetahui bakteri yang berkembang di aliran Kali Item, saintis dapat menawarkan solusi untuk menurunkan populasi bakteri tersebut di kali item. Mengetahui kandungan senyawa organik yang terlarut di dalam Kali Item, seorang ahli lingkungan dapat menawarkan cara untuk mendegradasinya(menghancurkan) tanpa menghasilkan bau.
Solusi yang Tepat (Sintesis)
Jika kalian mengikuti pemberitaan ini, maka yang terbaru ialah penggunaan bubuk Deogone yang telah dipatenkan oleh ilmuwan Indonesia Dr. Tri Panji dari IPB, telah mampu mengurangi bau busuk di kali item. Bubuk ini juga nantinya akan mereduksi warna hitam menjadi jernih kembali. Artinya ilmuwan lingkungan telah menemukan titik cerah untuk mengatasi permasalahan Kali Item ini.
Lalu Apa itu Bubuk Deogone? dan Bagaimana Cara Kerjanya Menghilangkan Bau? Silahkan simak pembahasan berikutnya yang akan kutulis di blog pribadiku www.mystupidtheory.com
Pustaka
- Afriyadi, A, D. Pengrajin Akui Buang Limbah Tempe Ke Kali Item, Ini Alasannya. finance.detik.com, diakses tanggal 1/08/2018.
- Prireza, A. Kali Item Juga Tampung Limbah 2 Pasar, Begini Pencemarannya. Tempo.co, diakses tanggal 1/08/2018.
- Velarosdela, R,N. HKTI DKI Sebar Bubuk untuk Kurangi Bau Menyengat Kali Item. megapolitan.kompas.com, diakses tanggal 1/07/2018.
- Well Management Program. Why Does My Water Smell Like Rotten Eggs?Hydrogen Sulfide and Sulfur Bacteria in Well Water. http://www.health.state.mn.us, diakses tanggal 28/07/2018.
- Greene, K, A. Control of Hydrogen Sulfide-Producing Bacteria. www.rendermagazine.com, diakses tanggal 28/07/2013.
- Ilustrasi dari: https://naturalresources.wales/about-us/news-and-events/news/natural-resources-wales-appeal-for-information-on-pollution-incident/?lang=en, diakses tanggal 1/8/2018