Puisi tentang ibu ini berisi kumpulan puisi-puisi tentang ibu tercinta. Sangat cocok diberikan untuk ibu sebagai ungkapan kado ulang tahun, hari ibu, dan menyatakan kasih sayang untuk ibu tercinta.
Setiap orang terlahir dengan kasih sayang orang tua khususnya seorang ibu tanpa terkecuali. Ibu merupakan orang pertama yang telah membesarkan kita dengan penuh kasih sayang sampai sekarang. Beliau merupakan seseorang yang telah berjasa bagi kita semua. Pengorbanan seorang ibu sangatlah besar demi anaknya agar kelak dapat hidup bahagia.
Mungkin ada sebagian dari kita yang tidak dapat merasakan kehangatan akan kasih sayang ibu sejak kecil. Oleh karena itu, hendaknya kita bersyukur apabila masih bisa berkumpul dengan ibu kita yang telah membesarkan kita dengan penuh kesabaran dan ketulusan.
Ucapan terima kasih kepada ibu seringkali diungkapkan melalui puisi-puisi nan indah. Sehingga, tak jarang kita menemui puisi yang bertemakan ibu pada artikel, majalah atu bahkan buku pelajaran sekolah.
Terdapat pula beberapa pengarang puisi tentang ibu yang terkenal seperti chairil anwar atau emha ainun najib.
Namun, masih banyak karya-karya lain yang mengungkapkan ucapan terima kasih kepada ibu dalam bentuk puisi tentang ibuyang telah kami kumpulkan dalam artikel ini.
Contoh Puisi tentang Ibu
Setetes Air Mata
Setetes air mata seorang ibu
gejola hati yang seakan akan ingin menjerit
air mata terus mengair
membasahi kedua pipinya
yang sangat lembut
Dimalam yang sunyi gelap gurita
kedinginan yang merada ditubuhnya
hati yang terluka terhanyut dalam kesedihan
seorang ibu terus
meneteskan air mata
dan ia mulai bertanya
kepada seorang anak
ia mulai mengucapkan
kata kata dengan lisan
mulutnya seakan akan ingin marah
penderitaan yang dirasakan
Ia mulai berbaring
dan meneskan air mata
apa yang ia rasakan
dan mulai merenung dan diam
tanpa kata kata
Setetes air mata – oleh Hanim Fatmawati
Madiun
Bunga
Oleh Ellen Erviandani
Aku pilih mati !
Jika bunga tetap menangis
Karena tiap-tiap tetesannya luka dalam jiwaku
Aku pilih mati !
Buratan benang kusam jalannya terlampau terbatas
Kala itu menghendaki aku bunuh sang waktu
Aku pilih mati !
Sebagai aku kupu-kupu yang tak bersayap
Bagi aku yang tak terbang cerahkan kelopaknya
Aku marah !
Jika keasingan merengut senyum bunga
Sangat teriris…
Aku tak pilih mati !
Sinar doa-doanya selimuti malamku
Begitu banyak harapan mimpi bunga padaku
Aku bakal berdiam diri
Dengarkan sepoi angin berasal dari dirinya
Menyongsong tajam sorot mata tuanya
Aku tak boleh mati !
Mendahului bunga
Itu pintanya
Pergimu Tiada Kembali
Bila sepi malam seperti ini,
Rinduku padamu mengusik jiwa.
Teringat akan senyumanmu,
Yang meneduhkan, mendamaikan, dan menenangkan jiwaku.
Ibu,
Sedih ini kan terobati
Seandainya engkau ada di sini.
Galau ini akan terhapus,
Jika engkau masih bersama kami.
Kini hanya doa
Yang bisa kupanjatkan.
Moga engkau bahagia di alam sana.
Maafkan Aku, Ibu
Akulah sang pengukir mimpi
Yang menghendaki pergi berasal dari sunyi
Yang hanyut oleh gelisah
Dan ditelan rasa bersalah
Ibu, kaulah matahariku
Terang dalam gelapku
Kau tuntun aku di jalur berliku
Yang penuh oleh batu
Ucapanmu bagaikan kamus hidupku
Aku berteduh dalam naungan do’amu
Memohon ampunan darimu
Karena ridho Allah adalah ridhomu
Aku senang memilikimu Ibu
Karena engkau sinar hidupku
Kaulah kunci berasal dari kesuksesanku
Ibu, maafkan aku
Tangisan Air Mata Bunda
Oleh Monika Sebentina
Dalam senyummu kau sembunyikan lelahmu
Derita siang dan malam menimpamu
tak sedetik pun menghentikan caramu
Untuk bisa memberi harapan baru bagiku
Seonggok cacian selalu menghampirimu
secerah hinaan tak perduli bagimu
selalu kau teruskan cara untuk masa depanku
mencari harapan baru kembali bagi anakmu
Bukan setumpuk Emas yang kau menginginkan di dalam kesuksesanku
bukan gulungan duit yang kau minta di dalam kesuksesanku
bukan juga sebatang perunggu di dalam kemenanganku
tapi permohonan hatimu membahagiakan aku
Dan yang selalu kau berkata terhadapku
Aku menyayangimu saat ini dan pas aku tak kembali bersama denganmu
aku menyayangimu anakku bersama dengan ketulusan hati ku.
Kehebatanmu Ibu
oleh Rifka Nurul Aulia
Ketika ku tak bisa berjalan
Ketika ku tidak bisa berbicara
Manusia pertama kali yang menemanimu adalah ibu
Yang selalu tersedia saat kau Sedih, senang dan susah
ketika anda mulai membesar
Kau bisa sadar hidup
Betapa sulitnya pernah pas ibumu melahirkanmu
Keringat bercucuran mulai jatuh
Dan saat ibumu melahirkanmu, ayahmu selalu menemani Ibu
Dan ayahmu berkata “Yang kuat “
Bayangkan dan bayangkan saat ini kau tumbuh menjadi makhluk normal
Masih banyak seorang ibu yang inginkan melahirkan anaknya normal
Tapi tersedia seorang ibu yang perlu mendapat kan ujian anak yang tidak normal
Sebagai manusia sosial kita perlu saling bantu dan tolong menolong
Maka,Kita perlu berterimakasih ke Ibu sebab 9 bulan dia mengandung
Tiada lelah yang dirasakannya
Maka saat ini kita perlu balas budi kepada ibu
Ibu I love you
You are my everything
because you’re forever in my heart mother.
Thank you Allah and Thanks Mother
Selamanya kau selau di hatiku
Samudra Kasih Bunda
Ibu selalu memberi, memberi, memberi
Sedari kita kecil hingga dewasa
sampai dia pun tutup usia
Kasih sayangnya pancaran kasih sayang Tuhan
Tulis ikhlasnya pancaran tulus ikhlas Tuhan
Dia samudra amat dalam dan langit luas kehidupan
Dia seindah kerajaan burung-burung dan terumbu karang istana ikan
Yang menjajikan kedamaian dan hidup bahagia
Dia benteng pelindung atas bencana menimpa
Meski tubuhnya sendiri renta
Ibulah cahaya-cahaya di kegelapan
Pandu penunjuk jalan lurus
Karena hati dan cintanya yang tulus
Pengorbananmu, Buda, iklas sumbangsihmu
Teladan bagi banyak hal yang bernama baik
Dengan akhlak dan cantik
Dari rahimu kan lahir anak-anak salih-salihah
Di telapak kakimu tergelar surga
Karena selalu kau jaga langkahnya
Di hadapan ibu yang mulia
Terkaparlah anak-anak durhaka
Ialah mereka yang mengingkari dan mengkhianati
Tulus mendalam kasih sayangmu
Yang lalai dan lupa karena tipu daya dunia
Maka samudra ampunmu, Buda, kumohonkan sepenuh kalbu
Jika kami pernah bersalah, berdosa
Seringnya mengecewakan dan menyesakkan nafasmu
Adapun doa restumu, Bunda, panjatkan dan limpahkanlah
Untuk putra-putri yang mendambakanmu
Sebelum kami berangkat mengayun langkah
Membuka lahan-lahan kehidupan.
Tidak Akan Terganti
Oleh Nurhalimah Lubis
Ketika kupandang lekat terhadap sudut matamu
Tersimpan derita yang begitu mendalam
Aku sadar disana banyak tersimpan air mata untuk kita anakmu
Air mata yang telah kita lakukan
Ibu
Kamu selalu berharap kita anakmu yang kan menjadi nomer satu
Namun sering kali kita melawan dan melalaikan perintahmu
Kami selalu membuatmu bersedih
Mulai saat ini aku bertekad untuk menghapus air matamu…
dan menggantinya bersama dengan canda dan tawa
Terima kasih Ibu
Kau takkan pernah tergantikan di di dalam hati kita anakmu
Pantaskah Aku
Ku duduk berdiam diri
Wanita yang mulai renta ku pandangi
Wanita yang selama ini mengasihi
Serta merawatku sepenuh hati
Seorang wanita yang tak kenal mengeluh
Yang tak peduli dipelipisnya berjuta peluh
Yang bekerja keras tak kenal waktu
Hanya demi kesuksesanku
Tapi pantaskah aku ?
Masih dicintainya
Masih disayanginya
Masih menjadi kebanggaannya
Aku hanyalah anak tak tau diri
Yang hanya tidur dan pergi setiap hari
Yang membentaknya kala dinasihati
Yang manja dan mementingkan diri sendiri
Pantaskah aku, ibu ?
Mendapat kasih sayangmu
Mendapat cinta tulusmu
Memanggilmu seorang ibu
Aku marah,
Aku benci,
Pada diri sendiri
Mengapa baru ku sadari ?
Aku mengecewakannya
Aku beban hidupnya
Aku berdosa padanya
Pantaskah aku,
Mendapat surgamu ibu ?
Puisi Seorang Anak Untuk Ibu
Aku berangkat saat ini untuk membantai lawan..
Untuk berjuang di dalam pertempuran..
Aku berangkat, Bu, dengarlah aku pergi..
Doakanlah sehingga aku berhasil..
Sayapku telah tumbuh, aku inginkan terbang..
Merebut kemenangan di mana pun adanya..
Aku dapat pergi, Bu, janganlah menangis..
Biar kucari jalanku sendiri..
Aku inginkan melihat, menyentuh, dan mendengar..
Meskipun tersedia bahaya, tersedia rasa takut..
Aku dapat tersenyum dan menghapus air mata..
Biar kuutarakan pikiranku..
Aku pergi mencari duniaku, cita-citaku..
Memahat tempatku, menjahit kainku..
Ingatlah, pas aku melayari sungaiku..
Aku mencintaimu, di selama jalanku.
Saatku Menutup Mata
Oleh Fahmi Mohd
Saat ku menutup mata bunda…
Aku tak ingin mata itu melihat ku dengan penuh air…..
Saat ku menutup mata bunda…
Aku tak ingin hati itu seakan tergores…..
Saat ku menutup mata bunda…
Aku ingin bibir itu terseyum…..
Aku tidak ingin engkau terluka…..
Bunda…
Mungkin ini adalah lihatan yang sangat bagimu…….
Tapi aku tak ingin melihat dengan seakan tak sanggub melepaskanku….
Bunda….
Aku hanya ingin engkau merelakan ku…..
Dan mengantar kan aku pulang ke rumah ku dengan senyum mu…
Saat ku menutup mata bunda….
Aku ingin kau tau bahwa ku…
Menyayangimu….
Bahwa ku …
Mencintai mu….
Aku bahagia bisa jadi anak mu….
Untuk Ibuku tercinta
By: Agus Suarsono
Ku ingin,
Menghirup hawa yang kau hirup.
Melangkah,
Di tempatmu melangkah.
Berteduh,
Di tempatmu berteduh.
Dan terlelap di atas pangkuanmu.
Ibu…
Ku cuma inginkan selalu bersamamu.
sepanjang waktuku…
Mengingat Ibu
Dengan berselimut kesendirian
Kuterbangun menatap langit langit kamarku
Terlintas di benak sosok engkau
Yang selalu menemaniku menjemput pagi
Yang selalu menemaniku menikmati panasnya sinar matahari
Yang selalu menemaniku menyaksikan bulan dan bintang
Dan kembali mengantarku ke dalam tidur yang panjang
Semua itu kini tak dapat lagi kurasakan
Karena saat ini ku jauh darimu
Mekipun sebenarnya ku tak bisa
Namun ku yakin semua itu akan berakhir
Ibu…
Aku rindu dengan senyummu
Aku rindu dengan kasih sayangmu
Aku rindu dengan belai lembutmu
Aku rindu akan pelukmu
Ku ingin kau tahu itu
Ibu….
Kau selalu ada
Di setiap hembusan nafasku
Di setiap langkah kakiku
Di setiap apa yang ku gapai
Karena kau begitu berarti dalam hidupku
Jasa Seorang Ibu
Oleh Patma
Ibu…
kau membingbingku selama satu tahun
kau begitu baik padakuwaluapun aku sukamarah-marah
Ibu….
kau begitu ceria dan rajin berasal dari terhadap guru yang lain
ibu…
kau yang pintar,baik,ramah,cantik,dan sopan
Ibu…
kalau aku sebabkan keliru tolong maafkan aku
karena aku cuma kesal karna aku selalu diejek
Ibu…
kalau aku kembali sedih kau menghibur aku
kalau aku kembali kesal kau menghiburku
Ibu…
terimakasih atas jasa-jasamu jikalau aku
masih sempat bertemu bersama dengan ibu
aku amat inginkan memeluk ibu
Bunda, Ku Rindu Kau
Waktu itu,
Aku melihat senyummu di kala Dhuha
Burung burung menyambut langkahku
Berkicau kicau mendesah sebuah nada yang elok nan indah
Oh bunda, kau cantik sekali di pagi ini
Teringat kenangan manis melambai lambai
Tak pernah kabur dari simpanan memoriku
Untaian kata lembut terngiang ngiang di udara pikiranku
Oh bunda, Kau yang terindah
Terpeleset pikiranku lama tak berjumpa
Sekian lama tak tersentuh kabarmu
Maafkan bila tak menyapa lebih dekat
Jauh nian diriku tak melihatmu
Wajahmu di awan selalu menghantuiku
Oh tuhan, lindungilah dia
Maafkan daku,
Belum bisa terbang kesana..
Oh Bunda, Ku Rindu Kau
Ibu Terhebat
Oh Ibu…
engkau laksana sang surya
Penerang semua jalan
Menuju kebaikan
Oh Ibu…
Engkau melahirkan
Kau besarkan aku
Dengan semua pengorbananmu
Langkahku kau ikuti
Agar jadi anak yang berbakti
Oh Ibu…
Engkau sabar!!!
Sabar menghadapiku
Kan saya ikuti semua nasihatmu
Ketulusan Seorang Ibu
Ibu…
Engkau bagaikan pelita dalam hidupku
Di waktu ku gelisah, tertatih
Kini engkau selalu ada dan menemani
Menjagaku di saat ku kehilangan arah
Membuatku lebih kuat akan segalanya
Yang mengajariku arti kedewasaan dan kerendahan hati
Engkau bagaikan embun di pagi hari..yang selalu menyejukkan jiwa ini
Tuhan..
Sayangilah dan jagalah ia, seperti kasih sayangnya yang tak pernah pudar kepadaku
Inginku melihatnya tersenyum bahagia dengan keberhasilanku
Aku bagaikan debu di dunia ini.
Tanpa ada seorang IBU yang selalu menghiasi hari-hariku
seperti tak berguna jiwa dan raga ini tanpa kasih sayangnya
Ku tak akan mengerti arti kehidupan tanpanya
Ku bahagia dengan keberadaannya di sisiku
Kini Aku Telah Berhasil Ma
Apa yang kini aku dapatkan tidak terlepas dari usaha mama
Kini Aku Telah Berhasil Ma
Apa yang kini aku dapatkan tidak terlepas dari usaha mama
Mama yang selalu membangunkan ku dan menjemput sebuah cita
Aku berhasil karena mama yang selalu menguatkan
Di kala semua tak peduli, mama yang senantiasa berkorban
Kini aku telah berhasil
Segala usaha ku berbuah manis
Aku telah berhasil
Semua yang aku korbankan tak membuat ku miris
Mama yang selalu mendukungku
Terimakasih banyak ma, kau telah menuntunku
Kau ingatkan , sebuah arti penting dalam kehidupan
Dan kini aku telah merasakan
Terimakasih mama ku sayang
Kau yang terbaik dan akan selalu ku kenang
Kerinduan
Gerimis bertaut membasahi tubuh
Rinainya jatuh menjadi tangisan dimataku
Rasa ini membeku¡
Membatu mengingat kisah lalu
Saatku lincah nan lugu, Waktu kecilku..
Biarlah nafasku bercerita tentangmu
Bersajak indah memanggil namamu Ibu..
Aku teramat merindukanmu
Aku rindu.. Rindu masa itu..
Rindu saat ibu menimangku..
Berbisik doa merajut sanubariku..
Semoga ibu disana tersenyum bahagia selalu..
Doa anakmu yang selalu menyertaimu..
Terpaksa Mencintai Ibu
Ibu…
Ma’afkan aku…
Yang terpaksa mencintaimu…
Wajahmu yang mulai luntur…
Mengajarkan saya makna hidup yang sebenarnya…
Bahumu yang mulai membungkuk…
Mengajarkan saya makna pengorbanan dan perjuangan…
Senyummu yang tetap pagi…
Mengajarkan saya seribu keikhlasan…
Walau petang sudah menjelang…
Tapi semangatmu tetap pagi…
Walau dunia tambah tua…
Tapi kasih muda mu tetap kau bagi…
Ibu…
Aku menyesal sudah mengecewakanmu…
Meninggalkan titik hitam di hati putihmu…
Membuat air matamu meluap…
Ma’afkan,bodoh anakmu…
Yang tidak pernah menyadari makna perjuangan cuma-cuma…
Ibu…
Sekarang saya menyadari sehabis mengerti…
Engkau adalah sosok pertama yang ku kenal…
Yang menolong saya dari depan…
Selalu di depan..
Sosok luar biasa…
Membuat kepalan tangan ku jadi bulat…
Tak tergantikan bersama dengan 1000 wanita…
Ibu…
Aku menyadari sehabis tahu…
Seorang anak tidak bakal pernah menyadari bakal besar cinta orang tua..
Sampai ia sendiri jadi orang tua…
Ibu…
Terpaksa saya kudu mencintaimu…
Bidadari Dunia
Oleh Faris DN
Dia…
Adalah insan yang diidamkan kaum lawan
Adalah insan yang dihormati kaum alim
Adalah insan yang dirindui kaum bercahaya
Tanpanya…
Kau takkan mudah meraih yang kau pinta
Kau takkan mudah tangguh dalam berjuang
Kau kan mudah merasa lelah
Ingin sekali ku indahkan namanya
Ingin sekali u indahkan derajatnya
Ingin sekali ku persembahkan hadiah untuknya
Namun apa daya, aku hanya seorang lemah
Cintanya menghapus semua duka
Cintanya menghapus semua lelah
Cintanya membunuh semua kalah
Cintanya membuat diriku perkasa
Dia…
Akankah kucapai apa yang diimpikan?
Akankah kubahagiakan dengan hatinya?
Apakah aku akan terdiam dengan lemah?
Tidak! sekali lagi tidak! karena ku yakin
Ku dapat menaikkan derajatnya
Ku dapat menarik kedua tepi bibirnya dengan hati lapang
Ku dapat membawanya ke Surga
Namun, siapakah dia?
Mengapa dia sungguh digila-gilakan?
Biarku perindah
Biaarku camkan
Biarlah kuucapkan
Daialah… Bidadari Dunia
Tuhan Sayang Ibu
Sudah saatnya memang ibu berhenti berjuang
Dan sudah takdirnya kini ibu berpulang
Do’akan anakmu supaya tidak malang
Karena ditinggal oleh ibu tersayang
Terimakasih ibu, kau lah laksana hidupku
Kau lah yang berjuang demi aku
Maafkan semua kesalahanku ibu
Malam ini aku merasa sepi dengan rindu yang tak bertepi
aku ingat ibu, dan ingin sekali bertemu
namun tak mungkin, ibu sudah bahagia di sana
di surga sang pencipta
tuhan sayang ibu, untuk itu tuhan menjemputmu
akan aku tahan semua rindu
agar ibu tak jemu
Bagai Malaikat Tanpa Sayap
Ibu..
Engkau inspirasiku..
Aku berkelena ke ujung dunia
Bayangmu selalu ada disampingku
Secerca harapan darimu
Ku jadikan pedoman di setiap langkahku
Dalam doamu selalu tersebut namaku
Kau tameng dalam hidupku
Kau penyemangat terbaik dalam hidupku
Kau bagai malaikat tanpa sayap untukku
Engkau segalanya untukku
Aku tanpamu bagai angin tanpa arah
Engkau bagai lautan samudera
Tempat mencurahkan segala kegundahan hati
Ibu…
Terimakasih atas kasih sayangmu
Terimakasih atas perjuanganmu
Terimakasih atas perhatianmu
Terimakasih atas setiap tetesan keringat yang tercurah untuk anakmu
Terimakasih atas pengorbananmu
Ibu..
Maafkan amarahku
Maafkan keegoisanku
Maafkan kenakalanku
Maafkan aku atas airmatamu
Ibu.. engkau cahaya penerang dalam hidupku
Jika orang bertanya padaku siapa pahlawanku? Pastilah engkau Ibu jawabanku..
Cerita Kecilku
Andai sementara ku putar kembali
Ingatkah engkau bakal masa-masa lebih dari satu th. lalu?
Saat saya tetap dipangkuanmu
Saat saya tetap di dalam timanganmu
Kau suapi ku makan karena ku tak dapat melakukannya sendiri
Kau tuntun saya karena ku belum dapat berjalan sendiri
Terjatuh ku berulang dan menangis
Dengan penuh kasih sayang,kau usap air mata ku dan kau buat ku tersenyum kembali
Apakah kau tetap mengingatnya bu?
Aku rindu masa-masa indah ku dulu
Akankah ku dapat merasakannya kembali?
Menangis di dalam pelukmu dan tertawa bersamamu
Kurasa Hatimu
Menangis
Jangan ditahan
Luapkan rasa hatimu
Tapi kau tetap tersenyum
Tersenyum
Lembutkan garisnya
Ikhlas kau tunjuk
Pada tegar menghadapi hidup
Tenang
Kau bersembunyi
Dari rasa sesak
Kau tampil begitu lembut
Ibu
Doa terpanjat
Dalam telapak tangan
Kau menengadah pinta indah
Ibu
Senyummu terlintas
Pada getar rasamu
Hingga tenang hati kami
Ibu “Si Penyabar”
Kau sering bangunkan ku ketika subuh
Meski itu selalu tak membuat aku luluh
Ibu “Si Penyabar”
Kau sering bangunkan ku ketika subuh
Meski itu selalu tak membuat aku luluh
Kau selalu memanjakanku di pagi hari
Meski terkadang aku tak bersemangat
Kau selalu memberi sapaan hangat
Dengan senyum pagi, terbaiknya
Kadang aku sesekali acuh kepadanya
Namun ia selalu baik dalam bertutur kata
Kadang aku sesekali melawan perintahnya
Namun ia selalu sabar tiada batasnya
Dialah si penyabar itu
Dengan segala kekuranganku
Ia selalu menutupi itu
Aku sayang ibu
Maafkan semua kesalahan anak mu bu.
Muara Kasih
Oleh Ida Ayu Sri Widiyartini
Kaulah muara kasihku..
Tempat ku berkeluh kesah, mencurahkan isi hatiku
Kau tempatku mengadu tatkala aku ketakutan
Kau bak sutra yang indah nan lembut
Membelaiku penuh cinta dan kasih
Kaulah pahlawan ku..
Menjagaku tanpa letih hingga ku terlelap
Lindungi aku tanpa henti entah siang ataupun malam
Bersamamu aku merasa damai
Kau dekap aku dengan ketulusan
Memelukku dengan sinar kasihmu
Membalut luka dan ketakutanku
Tak ada tempat sebaikmu..
Tiada makhluk semulia hatimu
Kau takkan terganti meski waktu berhenti berputar
Takkan pula luntur meski waktu dimakan zaman
Kaulah muara kasih terindah..
Cinta kasihmu takkan lekang oleh waktu
Meski bibir ku tak mampu beruncap
Percayalah Bunda..
Sarangheo, aku menyayangimu selalu
Sekarang, esok dan selamanya
Demikian artikel mengenai kumpulan puisi ibu yang dapat kami rangkum. Semoga dengan puisi diatas dapat bermanfaat bagi kalian semua.